Malang Post – Program Doktor Mengabdi LPPM Universitas Brawijaya mengenalkan teknologi energi terbarukan “biogas” bagi mitranya di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Selain peresmian dan sosialisasi biogas, Tim Doktor Mengabdi juga memberikan modul biogas untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan Doktor Mengabdi (DM) di Dusun Merak, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo (30/10/2021), yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai peternak sapi.
Tim DM Universitas Brawijaya di Kabupaten Situbondo dipimpinan oleh Dr. Anang Lastriyanto dari Fakultas Teknologi Pertanian. Dengan anggota Dr.Agr.Sc. Dimas Firmanda Al Riza dari Fakultas Teknologi Pertanian, Anggun Trisnanto Hari Susilo, PhD. dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Dr. Nanang Febrianto dari Fakultas Peternakan. Tim DM yang terdiri dari lintas disiplin ilmu diharapkan dapat mengurai permasalahan yang dihadapi mitra Dusun Merak yang berada di Kawasan TN Baluran, Kabupaten Situbondo.
Inisiasi biogas di Dusun Merak yang dihuni sekitar 846 jiwa ini bukan tanpa alasan, pasalnya populasi sapi yang ada di dusun ini mencapai 2.600 ekor. Pada pagi hari, sapi tersebut akan dilepaskan dari kandangnya untuk mencari pakan di hutan. Menjelang petang, sapi tersebut akan kembali ke kandangnya masing-masing tanpa ada yang tertukar. Limbah kotoran sapi inilah yang dapat dimanfaatkan menjadi biogas.
Namun sayangnya, sebelum adanya Program Doktor Mengabdi, potensi sumber energi biomassa di Dusun Merak yang sangat melimpah ini belum dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Padahal pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas berpotensi menjadi solusi penyelesaian masalah lingkungan dan sosial di Dusun Merak. Selain itu, transfer teknologi biogas ini juga berpotensi mendorong masyarakat untuk lebih maju dan mampu memenuhi kebutuhan energinya secara mandiri.
Pemberdayaan masyarakat desa terpencil di Kabupaten Situbondo dilaksanakan dengan sinergi berbagai pemangku kepentingan di wilayah tersebut, yaitu Pengelola Balai Taman Nasional Baluran (TN Baluran) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo. Sinergi tersebut dilakukan secara swadana dan swakelola serta dilakukan terus menerus setiap tahun sesuai kebutuhan manajemen pengelolaan sapi yang populasinya sangat tinggi di kawasan Taman Nasional Baluran.
Transfer teknologi biogas oleh Tim DM UB ini diharapkan dapat mengembangkan Taman Nasional Baluran dengan prinsip sustainable, yang secara tidak langsung turut melestarikan alam. Disisi lain industri pariwisata masih tetap bisa berlanjut melalui ternak kendang dan biogas, sehingga mampu meningkatkan perekonomian daerah.(*)