
Tims Unisma saat proses riset listrik tenaga angin, yang serupa kincir angin. (istimewa)
Malang Post — Universitas Islam Malang (Unisma) telah menerima bantuan pendanaan Direktorat Riset Pengabdian Masyarakat Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN melalui Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT). Melalui penelitian yang dilakukan beberapa dosen fakultas tekniknya.
Pada musim kemarau, terdapat angin yang berhembus kencang dengan kecepatan 20 sampai 30 knot dan bersiafat lokal di wilayah Pasuruan dan Probolingga. Masyarakat menyebutnya angin gending.
Pada musim ini, berhembus angin muson timur-tenggara yang membawa massa udara dari benua Australia. Bersifat dingin dan kering.
Berdasarkan fenomena alam ini, Ir Unung Lesmanah MT, salah satu dosen perempuan Fakultas Teknik prodi Teknik Mesin Unisma ini, punya gagasan. Dia pun melakukan penelitian.
“Alhamdulillah. Proposal Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) kami Lolos didanai oleh Direktorat Riset Pengabdian Masyarakat Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN selama 3 tahun,” ujar Unung.
Kepada DI’s Way Malang Post, Senin (8/11/2021) Ir Unung Lesmanah, MT mengatakan. Pada penelitian ini, dia sebagai Ketua Pengusul beserta Ir Margianto MT, sebagai Anggota Pengusul 1 yang bertugas sebagai Perencana Wind Turbine dan Artono Raharjo ST MT sebagai Anggota Pengusul 2.
“Bertugas sebagai Perencana Mekanis Wind Turbine, kami dibantu Tim Teknis oleh Sugiono ST MT dan beberapa mahasiswa Fakultas Teknik,” ujar Unung panggilan akrabnya.
Perempuan Wakil Dekan III FT Unisma tersebut menjelaskan. Untuk tahun pertama ini, timnya melakukan uji Laboratorium Fakultas Teknik Unisma.
“Setelah mendesain dan membuat Vertical Axis Wind Turbine selesai, data kecepatan angin diperoleh dari hasil pengukuran di kota Probolinggo dari bulan Maret sampai dengan bulan September,” tegasnya.
Tim ini pun melakukan eksperimen dengan variasi sudut blade 3 macam. Yaitu, blade dengan sudut 0 derajat, sudut 90 derajat dan sudut 180 derajat.
Sehingga diperoleh bahwa dengan blade sudut 180 derajat menghasilkan putaran yang tinggi. Kemudian dilanjut untuk memutar generator yang menghasilkan listrik.
“Semoga dengan penelitian yang kami lakukan ini, pemanfaatan angin gending yang terjadi di musim kemarau dengan kecepatan 20 sampai 30 knot dan bersifat lokal di wilayah Pasuruan dan Probolingga, bisa bermanfaat pada masyarakat disekitarnya,” harap Unung.
“Turbine ini digunakan karena kecepatan angin yang digunakan adalah energi yang tidak akan pernah punah,” pungkas dosen yang ramah ini menjabarkan. (M Abd Rahman Rozzi-Januar Triwahyudi)