Malang Post —- Balita korban kekerasan telah menjalani perawatan empat hari di ruang Inap Gawat Darurat (IGD) RS Bhayangkara Hasta Brata Kota Batu. Kondisi balita berusia 2,5 tahun yang dianiaya calon ayah tirinya hingga terdapat sejumlah luka di beberapa bagian tubuhnya mulai berangsur membaik.
Karumkit RS Bhayangkara Hasta Brata Kota Batu, Kompol drg Wahyu Ari Prananto menyatakan, kondisi balita malang itu saat ini sudah mulai membaik. Luka-luka di beberapa bagian tubuhnya juga berangsur-angsur mengering.
“Untuk kondisi anaknya saat ini sudah kelihatan lebih sehat. Dia sudah mau makan dan mau tertawa. Intinya kondisi balita ini sudah sangat lebih baik dibanding pertana kali masuk,” ujar Wahyu, Selasa (26/10/2021).
Dia menjelaskan, sebelumnya ada beberapa bagian di tubuh balita tersebut yang mengalami luka-luka. Berdasarkan data forensik mengungkapkan, jika luka di bagian tubuh balita itu terjadi dalam beberapa fase tertentu. Ada luka yang masih baru serta luka yang sudah lama, termasuk luka bakar.
“Ada dugaan luka bakar tersebut dikarenakan siraman air panas. Namun kami masih menyusun laporannya,” ungkapnya.
Wahyu menjabarkan, terdapat sejumlah jenis luka di bagaian tubuh balita tersebut. Mulai luka bakar di bagian lutut, punggung dan dekat perut. Lalu berdasarkan keterangan yang pihaknya dapat juga terdapat luka bakar karena sulutan rokok.
“Untuk pembiayaan pengobatan balita ini sudah ditanggung BPJS. Namun jika masih terdapat kekurangan kami siap untuk membantu pembiayaan,” ungkap dia.
Sementara itu, mendengar ada salah seorang warganya yang mengalami peristiwa menyayat hati. Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko langsung turun menjenguk kondisi balita tersebut.
“Saya ke sini (RS Bhayangkara Hasta Brata) untuk membesuk balita yang terkena musibah tersebut. Berdasarkan keterangan dokter kondisi balita tersebut dalam keadaan baik,” tuturnya.
Selain menjenguk balita tersebut, ke depan pihaknya bakal memberikan pendampingan kondisi psikologis ibu kandungnya. Sehingga setelah peristiwa tersebut, dia bisa kembali hidup mandiri dan mampu menjaga anaknya dengan baik.
Dewanti menegaskan, untuk meringankan beban keluarga tersebut. Pihaknya bersama seluruh dinas yang ada di Pemkot Batu bakal bergotongroyong membantu pembiayaan.
“Namun ada yang lebih penting dari itu. Yakni keberlangsungan kehidupan keduanya setelah ini. Bagaimana mereka harus bisa hidup normal di dalam masyarakat lagi. Sehingga ini sangat perlu untuk dipikirkan,” jelasnya.
Oleh karena itu, dirinya bakal menginstruksikan P2TP2A Kota Batu untuk memberikan pendampingan. Sehingga keberlangsungan hidup ibu dan putrinya dapat diselesaikan dan kembali berlangsung normal.
“Dalam kasus ini memang ada hal-hal yang sifatnya individual dan harus diselesaikan. Mulai dari kebiasaan berperilaku, keberlangsungan sosial ekonomi dan kehidupan bermasyarakatnya. Maka dari itu kami akan memberikan pendamping trauma healing kepada keduanya,” tandas walikota berusia 58 tahun itu. (yan)