Malang Post — Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang, menyabet penghargaan Bupati Malang. Kategori Lembaga Pendidikan Integratif dengan Posyandu dan Keluarga Berencana.
Luluk Sugesti, Kepala PAUD Mulya Kencana, menjelaskan. Posyandu integratif ini, dalam satu lokasi terdapat Posyandu Keluarga Balita, PAUD dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Anggotanya adalah perempuan usia subur. Mulai usia menikah hingga 49 tahun.
Beberapa prestasi sudah diraih. Antara lain: Juara I Kelompok BKB Mulya Kencana tingkat Kabupaten Malang tahun 2019. Juara III Kelompok UPPKS Anggrek Bulan tingkat Kabupaten Malang tahun 2020. Juara Harapan III tingkat Provinsi Jawa Timur oleh BKKBN.
Menurutnya, PAUD Integratif itu, memerlukan kerjasama dari semua tim. Agar target dari program bisa dicapai sesuai harapan.
“Kendalanya bantuan APE (Alat Permainan Edukatif.red) masih sangat kurang. BOP (Bantuan Operasional Penyelenggaraan.red) juga masih sangat minim. Sehingga kita mengajak wali murid bergotong royong dan peduli. Apalagi insentifnya juga masih minim,” ungkapnya.
Sri Wahyuni, Ketua HIMPAUDI Kecamatan Donomulyo menambahkan. Kendalanya, lembaga di Donomulyo ini, insentifnya jauh dari layak. Mungkin kecamatan lain juga bernasib sama.
“Kelompok belajar di sini ada 18 siswa. Satuan PAUD sejenis (SPS) 10 siswa dan Taman Kanak-Kanak 28. Prinsip kita dalam mengajar adalah sajuta. Artinya sabar, jujur dan ikhlas. Apalagi insentifnya hanya Rp 200.000,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Keluarga Berencana Donomulyo, Dra Mahawati Dwi Marhaeni, menambahkan. Pihaknya senantiasa mendorong pola hidup sehat dari setiap warga. Agar rajin ke posyandu serta memberikan makanan bergizi pada putra-putrinya. Agar menjadi generasi yang sehat dan kuat .
“Kader IMP (Institusi Masyarakat Pedesaan.red) juga berperan aktif menyukseskan program KB di tingkat lapangan, yaitu kelompok KB KS. Kelompok KB KS ini merupakan kelompok peserta KB KS dalam wadah organisasi yang secara sukarela berperan aktif,” urai Mahawati.
“Melaksanakan atau mengelola program KB, melakukan kegiatan di bidang KB. Seperti Posyandu, UPPKS, Kelompok Bina Keluarga Sejahtera (BKS) yaitu Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina keluaga Lansia (BKL), dan lainnya,” imbuhnya.
Di era otonomi daerah, peran kader IMP sangatlah penting. Menjadi satu kekuatan yang dapat diandalkan, untuk mempertahankan keberhasilan program KB di masyarakat. Seiring dengan terus menurunnya jumlah Penyuluh KB yang aktif. Disebabkan pindah, pension atau meninggal dunia.
“Tanpa kader IMP, program KB di Indonesia dipastikan tidak berjalan lagi. Tidak mampu mempertahankan keberhasilan yang akan dicapai. Kader IMP kita, juga menyabet kader terbaik,” pungkasnya. (*yan)