Malang Post – Kakek Samin (70) yang hilang di hutan Cungkup, tercatat pernah hilang dan pulang dalam kondisi sehat tahun 2020. Kali ini harapan besar warga dan tim pencari pada hal serupa.
Disampaikan Kapolsek Ngantang Iptu Hanis Siswanto kepada DI’s Way Malang Post saat dihubungi lewat ponsel Minggu (19/9/2021) sore. Hari ini, merupakan hari keempat, tim pencari gabungan menyisir mencari keberadaan Samin.
“Ini hari keempat, belum ketemu. Rencananya akan dicari selama 7 hari. Pernah dulu pada 2020 ndak pulang selama 5 hari dan akhirnya pulang sendiri,” ungkap Hanis.
Terpisah diwawancarai, Andi Pamuji Dantim Basarnas Cabang Surabaya sekaligus kordinator tim SAR Gabungan menjelaskan. Pihaknya sekitar pukul 17.00 WIB baru balik dari penyisiran.
Ia menjelaskan, sejak hari pertama pencarian, tim melibatkan sekitar 100 orang yang tergabung dalam tim SAR Gabungan Malang Raya bersama Basarnas. Sudah 3/4 bukit Cungkup disisir dua SRU penyisir.
Tiap hari, SRU menyisir sejauh 10 kilometer. Sistemnya anggota berjajar berjalan beriringan. Menurut Andi Pamuji, area di Cungkup masih alamiah. Meski begitu ada area perkebunan warga dan perkebunan milik Perhutani.
Pada hari ketiga, Sabtu (18/9/2021) siang, tim penyisir menemukan 2 bungkus puyer dan sebungkus plastik berisi cengkeh. Temuan tersebut adalah jejak yang dipastikan ditinggalkan Samin di ladangnya.
“Hari ketiga kami menemukan bungkus puyer dan cengkeh. Sudah kami kroscek dan pastikan ke keluarganya, itu adalah milik Samin,” urai Andi Pamuji kepada DI’s Way Malang Post.
Andi Pamuji berharap, survei survivor Samin segera dapat ditemukan dalam kondisi sehat selamat. Ia juga berharap Samin dapat bertahan dengan adanya bahan makanan yang tersebar di sekitar hutan.
“Kami juga susuri titik sumber air. Ada tiga. Tidak ada jejak. Sudah 3/4 kami susuri. Di area sekitar ada bahan makanan, buah-buahan. Semoga survivor bisa lekas ketemu dan kondisinya sehat selamat,” harapnya.
Soal cuaca, bersyukur tim pencari tidak terkendala berat karena sejak pencarian hari pertama, wilayah Ngantang tidak turun hujan. (yan)