Malang Post – Wahid Foundation menggelar pelatihan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan Melalui Pendekatan Keamanan Insani Berbasis Komunitas di Desa Gunungsari, Sidomulyo, dan Mojorejo Kota Batu, Rabu – Kamis (18-19/8/2021) melalui daring.
Tujuannya, untuk memperkuat komitmen dan kemitraan antara aparat kemanan dan pemerintahan di tingkat lokal mulai dari desa, kabupaten, sampai provinsi untuk mengimplementasikan Rencana Aksi Desa Damai (RaDes) Damai yang berbasis Human Security Approach (HSA) atau pendekatan kemanan insani.
Mujtaba Hamdi, Direktur Eksekutif Wahid Foundation mengatakan. Perdamaian di tengah masyarakat bisa terwujud atas partisipasi semua pihak. Tentunya selain keterlibatan masyarakat, keterlibatan aparat kemanan dan pemerintahan lokal juga sangat diperlukan.
“Pelatihan ini diharapkan menjadi bekal sekaligus menguatkan kapasitas para pegiat perdamaian di desa atau kelurahan damai untuk memperkuat implementasi Rencana Aksi Desa atau Kelurahan Damai yang ada di Kota Batu. Pelatihan ini akan mengintegrasikan antara 9 nilai Gus Dur dan beberapa regulasi nasional sebagai upaya dalam pencegahan ekstrimisme berbasis kekerasan di tengah-tengah masyarakat,” kata Mujtaba.
Sebelumnya, Wahid Foundation melalui Program Desa Damai yang didukung oleh UN-Woman dan UN-ODC telah menginisiasi perdamaian di tengah masyarakat melalui Program Desa Damai yang dihelat di tiga desa di Kota Batu: Desa Sidomulyo, Gunungsari dan Mojorejo.
Dalam program tersebut, Kelompok Kerja (Pokja) Desa Damai yang dibentuk telah diberikan penguatan kapasitas. Terkait akses terhadap keadilan dan proteksi perempuan, komunitas responsif gender untuk mengatasi ekstremisme kekerasan serta meningkatkan kapasitas kelompok perempuan.
Selain diikuti oleh tim Pokja dan kelompok perempuan dari tiga Desa/Kelurahan Damai di Kota Batu, pelatihan ini juga diikuti oleh peserta dari unsur aparat keamanan. Baik secara struktural maupun kultural, dari tingkat desa/kelurahan, polsek dan koramil sampai pada tingkat polres dan kodim Kota Batu serta Kesbangpol Kota Batu.
Pasca pelatihan, peserta diharapkan mampu memahami secara substansial konsep HSA atau keamanan insani dan PVE (Preventing Violent Extremisme) atau Pencegahan Ekstremisme Kekerasan untuk memperkuat pelaksanaan Rencana Aksi Desa/Kelurahan Damai yang mengedepankan kesejahteraan, keselamatan manusia dan pembangunan yang berkelanjutan.
Pelatihan dihadiri sejumlah pemateri undangan. Seperti Brigjen Pol Ibnu Suhaendra, SIK(Analis Kebijakan Utama Bidang Intelejen Densus 88 Antiteror Polri), Dr Hesti Armiwulan (Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur), KH Moqsith Ghozali Ketua Lajnah Bahsul Masail PBNU, Navha Nuraniyah dari IPAC, Roby Sugara pengamat Terorisme UIN Syarif Hidayatullah dan Nasir Abbas Ph.D (mantan teroris anggota JI) dan sejumlah pemateri lainnya. (yan)