Malang Post – Banyak masyarakat yang menyukai buah mangga. Sayangnya, setelah habis dimakan, kulitnya dibuang begitu saja.
Padahal, banyak manfaat dari limbah kulit mangga itu. Salah satunya yang ditemukan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Tim mahasiswa ini, berhasil memanfaatkan limbah sebagai masker wajah. Mereka menamakan ciptaannya ini, Mango Mask Dream.
Dituangkan dalam Program Kreatifitas Mahasisiwa – Kewirausahaan (PKM-K). Ide itu pun, berhasil lolos tahap pendanaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Mei 2021.
Elvira Putri, ketua tim menjelaskan. Ada beberapa tahap yang harus dilalui. Untuk mengubah limbah kulit mangga menjadi produk masker wajah.
Diawali dengan mengumpulkan limbah kulit mangga. Kemudian dicuci dan dikeringkan. Selanjutnya, harus melalui proses ekstraksi kulit.
Tidak cukup sampai di situ. Hasil dari ekstraksi itu, dimasukkan pada proses produksi formula masker. Hingga berakhir pada uji pengukuran pH (Power of Hidrogen). Agar sesuai dengan pH kulit wajah.
“Tahap pengujian pH ini sangatlah penting. Agar tidak terjadi iritasi pada wajah saat menggunakannya. Agar konsumen merasa nyaman dengan masker tersebut,” beber Elvira.
Setelah tahapan itu usai dilakukan, Mango Mask Dream siap dikemas. Serta dipasarkan ke masyarakat luas.
Mahasiswa kelahiran Lumajang ini, menambahkan. Kandungan dari kulit mangga, sangat kaya akan antioksidan yang baik bagi kulit.
“Kami menilai, akan sayang jika limbah kulit mangga ini, tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Terdapat berbagai kandungan yang mampu membersihkan dan merawat kulit. Agar lebih sehat. Disamping itu, juga dapat mencegah noda yang akan merusak kulit,” lanjutnya menerangkan.
Elvira mengaku. Proses pemasaran produk ini, dilakukan memanfaatkan platform media sosial. Seperti Whatsapp maupun Instagram. Harga masker wajah ini, dipatok Rp 20.000 untuk satu produknya.
Kedepannya, ia dan tim berharap. Agar temuan mereka bisa terus berkembang. Menjadi usaha yang strategis.
Mereka juga berharap, karyanya ini mampu bersaing dengan produk lokal atau bahkan produk internasional lainnya.
Apalagi mengingat produk ini adalah hasil olahan limbah. Selama ini tidak banyak orang mengetahui manfaatnya.
Elvira tidak sendiri dalam menemukan ide serta mengembangkannya. Ia ditemani Nabilah Hanuun Haniiifah, Mega Amelia Tri Adinda, Novia Parameswari Putri dan Dita Ayu Novitasari yang tergabung dalam satu tim. (yan)