Malang Post – PPKM berlevel berdampak pada sektor ekonomi. Khususnya bagi pengusaha maupun wirausaha. Namun, situasi ini tidak begitu mempengaruhi penjualan jamur milik Ismail, warga Talang Agung Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang.
Ia mengaku. Selama pandemi penjualan bibit jamur dan sayuran, terhitung stabil. Meskipun ada langganan yang berhenti membeli.
“Selama pandemi tidak ada penurunan signifikan. Cenderung stabil. Mengingat jamur ini merupakan sayuran dan makanan pokok. Setiap harinya pasti dikonsumsi masyarakat”, ujar Ismail, Kamis (5/8/2021).
Hanya saja, beberapa restoran terdampak. Biasanya menjadi langganan Ismail. Selama PPKM, tidak berlangganan lagi.
Lantaran situasi restoran yang sepi pengunjung. Akibat larangan makan di tempat yang menjadi alasan utama.
“Biasanya beberapa restoran di Kota Malang jadi langganan tetap kami. Sejak PPKM, mereka berhenti total. Sesuai aturan yang berlaku,” tambahnya.
Terhitung sejak 2002, Ismail mulai menekuni budidaya jamur dan bisnis miliknya. Ada dua jenis jamur yang dibudidayakannya.
Seperti Jamur Lot dan Jamur Tiram cokelat. Bahkan, kesuksesan bisnis budidaya jamur ini mendapat apresiasi dari Pemerintah Daerah setempat. Seperti BLK Singosari pernah menjalin kerjasama.
“Kalau ada pelatihan kerja dari pihak pemerintah, kami juga berbagi ilmu untuk berwirausaha dan pelatihan budidaya,” ujarnya.
Berkat kesuksesannya, pria berusia 54 tahun ini, pernah menginspirasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk berwirausaha. Karena budidaya jamur miliknya pernah dipublikasi salah satu majalah pertanian yang menyasar ke benua Asia.
“Pernah ada salah satu tabloid petani dan budidaya. Jamur milik saya terdengar di beberapa negara Asia. Seperti Hongkong dan Taiwan. Akhirnya menginspirasi beberapa TKI yang kembali ke Indonesia untuk berwirausaha,” ungkapnya.
Setiap harinya, ia menjual bibit jamur per botol seharga Rp 6000 . Sementara jamur lot, dijual seharga Rp 2000. Kini sudah memiliki banyak pelanggan dan distributor.
Tak hanya di pasarkan di Malang Raya. Ia juga pernah distribusi ke sejumlah daerah di Jawa Timur.
“Sejauh ini peminat bibit jamur ada sekitar 50 pelanggan. Kalau jamur lot, sekitar 10 orang. Pernah distribusi ke beberapa daerah. Seperti Madura, Jember, Ngawi, Nganjuk dan Lumajang,” pungkasnya. (yan)