Malang Post – Peluang bisnis diluar negeri sudah saatnya dikembangkan. Maka informasi dan data terkait, punya arti penting. Menjadi dasar pengetahuan pengembangan.
Dalam rangka itu, FEB Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen berkolaborasi.
Menggelar Mahapreneur 8. Ini merupakan acara tahunan. Khusus membahas bisnis dan usaha. Humas UMM, Jumat (30/7/2021) siang, menyampaikan. Tema kali ini adalah: “Create Export Opportunities in the World of Virtual Business”.
Giat yang dilaksanakan Jumat 16 Juli 2021 ini, mengundang dua pemateri utama. Adiyatwidi Adiwoso Aswadi MA, Duta Besar RI untuk Bratislava, Slowakia dan Fernanda Reza Muhammad, Wakil Ketua Indonesia Japan Business Network (IJB-Net).
Pesertanya luar bisa. 8.000 orang. Berasal dari SMA dan perguruan tinggi se-Indonesia. Berkesempatan membuka Mahapreneur 8 ini, Dekan FEB UMM Dr Idah Zuhroh MM.
Dia menyampaikan. Potensi ekspor Indonesia sangat besar. Apalagi dalam upaya meningkatkan devisa negara. Maka dari itu, menurut Idah.
Gelaran ini dapat memberikan pandangan akademis kepada mahasiswa. Terkait peluang ekspor yang diimbangi dengan perkembangan teknologi informasi.
“Semoga Mahapreneur 8 ini, bisa memberikan wawasan dan ilmu baru terkait ekspor dan impor bagi para peserta,” harapnya.
Sementara itu, Wike, panggilan Dubes RI-Slowakia. Mengawali materi dengan mengenalkan negara Slowakia pada para peserta. Ia menjelaskan. Negara ini, merupakan negara landlock. Populasinya 5,4 juta jiwa.
Menurut economic intelligence yang dilakukan KBRI Bratislava. Ada lima produk yang memiliki potensi bagus untuk masuk ke pasar Slowakia.
“Beberapa di antaranya adalah food & beverages, karpet, timah, aksesoris kendaraan dan minyak sawit,” jelas Dubes kelahiran Jakarta tersebut.
Ia juga menuturkan. Impor utama Indonesia dari Slowakia berada di sektor elektronik dan otomatif.
Dilanjutkan olehnya, hubungan ekonomi Indonesia-Slowakia tidak mengendur. Meski berada di masa pandemi.
Hal itu terjadi dikarenakan adanya adaptasi yang dilakukan oleh kedua negara. Dengan memanfaatkan teknologi dalam melaksanakan bisnis.
Reza, penggilan Wakil Ketua IJB-Net, pada kesempatan yang sama menjelaskan. Indonesia menjadi negara importir terbesar ke-10 di Jepang pada 2017.
Nilai totalnya berada di angka 22,3 milyar USD dari total 753,7 Milyar USD yang ada. Pria yang juga menjadi tenaga teknis Ekspor Center Surabaya itu, juga menyampaikan.
Masyarakat Jepang kini sudah aware dengan makanan serta minuman halal. Ini memberikan peluang bisnis yang besar bagi UMKM Indonesa. Untuk memasarkan produknya di Jepang.
“Peluang-peluang inilah yang harus dimanfaatkan dengan baik. Sehingga dapat membantu perkenomian negara,” tegasnya mengakhiri. (yan)