Malang Post –— Cetuskan alternatif dari pewarna sintetis. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ciptakan inovasi pigmen (pewarna alami) dari kulit kopi.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa – Riset (PKM-R) Nur Meliana Ramadhani, Carrisa Ratri Kusuma Dewi dan Maharani Dewi Wulan. Mereka merancang alternatif pewarna alami.
Sejak lolos pendanaan Direktoral Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti) pada Mei 2021.
Tiga mahasiswa yang tergabung dalam satu kelompok itu, langsung melakukan penelitian di bulan Juli.
Semua berawal dari masalah pewarna pada makanan. Utamanya pewarna sintetis yang digunakan pada permen.
Penggunaan tersebut tentu memberikan bahaya pada kesehatan tubuh. Misalnya saja dapat menimbulkan gatal-gatal, meningkatkan kemungkinan munculnya sel tumor, bahkan juga merusak mood seseorang.
Berangkat dari hal itu, akhirnya Meliana dan kawan-kawan berinisiatif menciptakan alternatif pewarna pada makanan menggunakan pigmen.
Meliana, salah satu anggota kelompok menjelaskan. Alasan mengapa kulit kopi dipilih, karena bahan itu hanya menjadi limbah saja. Tak ada pemanfaatan maksimal. Padahal kulit kopi memiliki kelebihan lain.
Akhirnya ketiganya mencari tahu dan menemukan bahwa kulit kopi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar dari pigmen untuk makanan.
“Melihat selama ini kulit kopi hanya menjadi limbah produksi pembuatan kopi. Kami akhirnya berinisiatif untuk memanfaatkannya sebagai pewarna alamu untuk permen dan makanan lainnya,” tuturnya melanjutkan. Mahasiswi Teknologi Pangan ini menjelaskan. Ternyata kulit kopi memiliki manfaat yang tidak banyak orang tahu.Bahan ini mengandung antosianin dan antioksidan yang tinggi.
Nutrisi tersebut dapat meningkatkan kesehatan jantung dan memperlancar peredaran darah pada tubuh. Sebelumnya, mereka juga sempat mencoba kulit nangka dan manggis. Sayangnya, nutrisi yang ada di dalamnya tidak sebaik kulit kopi.
“Selain menjadi rekomendasi pengganti warna sintetis yang berbahaya bagi tubuh, kulit kopi juga memiliki khasiat yang baik. Sebut saja dapat melindungi lambung dari kerusakan serta menghambat perkembangan sel tumor pada tubuh,” imbuhnya.
Terakhir, perempuan kelahiran Tuban ini berharap penelitian dan hasil riset yang sudah dilakukan dapat berguna dalam produksi makanan yang lebih sehat. Pun bisa menjadi alternatif pengganti pewarna sisntetis yang berbahaya bagi keberlangsungan hidup manusia.
“Semoga hasil riset yang kami temukan ini bisa memberikan pilihan pewarna alami pada makanan. Sudah saatnya kita beralih dari pewarna sintetis ke pewarna alami, salah satunya dengan kulit kopi ini,” tegasnya.(yan)