Malang-Post – Jalan-jalan ke kota Malang bersama keluarga dan kerabat, bisa memberikan kenangan. Berbagai keindahan spot alam serta kenikmatan kuliner. Begitu membekas di dalam benak.
Daya tarik wisatawan, di kota Malang tak lepas dari yang namanya kuliner. Bahkan banyak diantaranya yang di cap sebagai kuliner legendaris.
Salah satu destinasi yang mendapat predikat tersebut yaitu Mie Kudusan. Asli mienya orang Malang. Berlokasi di Jl Bondowoso No 11.
Mendengar namanya, mungkin sebagian warga Malang sudah cukup akrab. Apalagi nama mie Kudusan diambil dari nama sebuah pemukiman yang berada di dekat pasar besar. Dimana pada tahun 80-an terdapat penjual mie pangsit yang cukup legendaris.
Owner Mie Kudusan, Edwin Budi mengungkapkan. Untuk menghidupkan kembali cita rasa mie kudusan. Dirinya bersama seorang teman mendirikan resto mie Kudusan yang pertama pada 27 Oktober 2012.
Mie ayam original dan mie ayam lada hitam dengan segmentasi keluarga dan mahasiswa. Kemudian tahun berikutnya beberapa cabang mulai berdiri. Yaitu di Jl Letjend S Parman, kemudian Malang Town Square dan Mall Olmypic Garden.
“Saat kuliah di Surabaya mendapatkan inspirasi. Warung mie ayam dekat kampus. Menjual menu mie ayam pedas yang cukup ramai. Kemudian di bantu oleh orang tua teman. Akhirnya memberanikan diri untuk membuka resto pertama di garasi rumah. Ternyata antusiasme masyarakat cukup tinggi dengan membludaknya permintaan”, ungkap Edwin Budi.
Setelah lebih dari 9 tahun, berbagai perkembangan varian menu bisa dinikmati. Yaitu mie ayam jamur, mie ayam kungfu dan paket mie ayam komplit, mie ayam pok pok, mie ayam geprek, cwie mie ayam dower, cwie mie ayam bakso, dengan berbagai ekstra toping, yaitu toping ayam polos, toping ayam jamur dan ayam kungfu.
Makan Mie Kudusan tidak lengkap tanpa saus pendamping, yaitu saus cabe, saus kare, saus lada hitam dan yang paling di rekomendasikan yaitu saus szechuan. Untuk produksi mie dilakukan sendiri guna memastikan kualitas lebih terjamin. Tanpa menggunakan bahan pengawet dan dijamin 100 % halal.
Edwin Budi yang merupakan mahasiswa lulusan S2 keuangan ini menambahkan. Jatuh bangun usaha sudah cukup dirasakan. Terutama saat banyak bermunculan kompetitor yang menawarkan mie dengan harga miring. Aneka varian yang cukup menarik pelanggan, termasuk badai pandemi.
Akan tetapi dengan tekad yang kuat, dirinya mencoba melakukan berbagai strategi Salah satunya dengan mempertajam segmentasi. Untuk tetap berjualan dengan harga dan kualitas yang lebih premiun.
Untuk pengembangan bisnis, Edwin Budi berencana akan melakukan ekspansi ke beberapa kota di wilayah Provinsi Jawa Timur seperti Surabaya. (yan)
1 thought on “Mie Kudusan, Kuliner Legendaris Kota Malang”