Malang Post – Pemkot Batu melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Senin (14/6/2021) mulai merealisasikan proses rehabilitasi gedung Perpustakaan Daerah. Gedung yang dilakukan rehabilitasi itu merupakan gedung eks Dinas Ciptakan Karya, berada di Jl Kartini, Kota Batu.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Batu, Santi Restuningsasi mengatakan, pembangunan gedung Perpustakaan Daerah itu ditargetkan selesai dalam waktu 180 hari ke depan. Dengan menggunakan kontraktor dari PT Lawang Pitu Dalam dari Kota Malang.
“Berdasarkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sekitar Rp 2,6 miliar. Kemudian setelah dilakukan lelang diterima dengan harga penawaran dari kontraktor sebesar Rp 1,9 miliar,” ujar Santi kepada malang-post.com, Senin (14/6/2021).
Kata dia, sebelum deal dengan kontraktor saat ini. Pihaknya terus berkoordinasi dengan BLP (Bagian Layanan Pengadaan) Kota Batu. Penentuan pemenang tersebut telah dilakukan pada tanggal 10 Mei 2021 lalu. Setelah itu, ada waktu sanggah selama satu minggu namun tidak ada yang melakukan penyanggahan.
“Melihat hasil situs layanan pengadaan secara elektronik (LPSE). Jumlah peserta yang mengikuti tander tersebut ada sebanyak 76 CV dan PT,” ungkap dia.
Sementara itu, dari gedung yang telah ada saat ini, dia mengatakan 70 persen struktur bangunan akan dilakukan rehabilitasi. Hal tersebut juga sesuai dengan Detail Engineering Design (DED) yang telah dibuat sebelumnya.
“Perpustakaan itu nanti akan terdiri dari dua lantai. Dua lantai itu akan dipenuhi dengan 10 ribu koleksi buku. Selain itu juga akan sarana dan prasarana penunjang lain. Contohnya seperti ruang laktasi,” katanya.
Tak berhenti disitu, perpustakaan tersebut juga akan dilengkapi berbagai fasilitas lain. Seperti fasilitas penunjang disabilitas, lansia dan anak-anak. Selain itu, perpustakaan tersebut juga bakal dimaksimalkan penggunaannya, terutama untuk para pelajar, usia dini hingga orang dewasa sebagai pemustaka.
“Kami berharap dengan adanya perpustakaan ini dapat meningkatkan literasi di Kota Batu. Sehingga siapa saja menjadi gemar membaca,” harap dia.
Lebih lanjut, sebagai penunjang kebutuhan sarana dan prasarana dalam perpustakaan tersebut. Pada tahun 2022 mendatang berencana mengajukan usulan anggaran baru sebesar Rp 1,5 miliar.
“Hal ini menyesuaikan dengan arahan dari Perpustakaan Nasional, bahwa perpustakaan harus bisa mengakses inklusi sosial dan pemberdayaan masyarakat dengan bahan literasi,” terangnya.
Bahkan, perpustakaan milik pemerintah daerah itu diharapkan bisa mendukung kegiatan UMKM dan nguri-uri budaya. Selain itu, di lantai dua juga akan dilengkapi fasilitas tambahan seperti komputer untuk melihat katalog buku. Sehingga proses pencarian buku akan lebih mudah.
Santi mengatakan, sebelumnya Kota Batu belum memiliki Perpustakaan Daerah. Selama ini fasilitas umum layanan bacaan yang ada hanya ada di tiga lokasi dan belum berstandar atau layak dikatakan sebagai perpustakaan. Seperti Taman Bacaan Masyarakat di Hutan Kota Bondas, lalu dua perpustakaan lainnya berada di Balai Kota Among Tani.
“Ketika proyek itu nantinya selesai, keberadaanya sangat penting. Dimana perpustakaan daerah baru ini sesuai dengan gaya milenial, akan ada tambahan cafe tapi itu masih belum tahu apakah bisa atau tidak tetapi saya berharap itu ada,” tandasnya.(yan)