Malang-Post – Walikota Batu, Dewanti Rumpoko mengapresiasi Among Tani Foundation (ATF) yang telah mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk merawat alam dan inovasi lingkungan. Diketahui, edukasi itu dikemas dalam acara Seminar Lingkungan Hidup dan Inovasi Lingkungan.
“Saya bersyukur, dalam seminar ini membicarakan lingkungan dan pesertanya anak-anak muda. Oleh karena itu, saya berharap, para anak-anak muda ini bisa semakin paham untuk menjaga lingkungan. Sehingga kondisi lingkungan tetap terjaga, bumi Indonesia tetap ijo royo-royo dan gemah ripah loh jinawi,” ujar Dewanti kepada ameg.id, Selasa (8/6/2021).
Kata Dewanti, mimpi utamanya dalam membangun Kota Batu bukan dengan menjadikan Kota Batu sebagai destinasi wisata yang punya banyak mainan.
Namun, mimpi utamanya adalah membangun Kota Batu menjadi destinasi alam yang sejuk. Sehingga bisa menjadikan Kota Batu banyak didatangi banyak wisatawan dari seluruh dunia maupun seluruh Indonesia.
“Saya bermimpi, mereka datang ke Kota Batu bukan karena banyaknya mainan. Namun mereka datang ke Kota Batu karena udaranya yang sejuk. Sehingga melalui hal itu mereka bisa betah berada di Kota Batu,” katanya.
Sedangkan untuk wisata berbasis mainan itu hanya berfungsi sebagai sisi lainnya saja. Sehingga seluruh tempat wisata di Kota Batu bisa benar-benar dinikmati. Serta tidak hanya bisa membuat senang saja namun juga bisa membuat sehat.
“Untuk menuju ke sana, memang bukan suatu hal yang mudah dan bisa dilakukan dalam waktu singkat. Ditambah lagi, pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun juga semakin meningkat,” katanya.
Dewanti melihat, pertumbuhan penduduk di Kota Batu 10 tahun terakhir ini benar-benar sangat pesat. Dimana hanya dalam waktu 10 tahun saja, pertumbuhan penduduk di Kota Batu mencapai 100 ribu jiwa.
“Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat itu bukan berarti program KB gagal. Namun karena ada perpindahan penduduk dari Kota lain menuju Kota Batu,” katanya.
Dengan bertumbuh pesatnya jumlah penduduk tersebut, tak dapat dipungkiri, dampak peningkatan suhu tak dapat dielakkan. Oleh karena itu, dia mengajak seluruh masyarakat Kota Batu untuk senantiasa menjaga lingkungan dengan sebaik mungkin. Contohnya seperti melakukan penanaman pohon dan mengolah sampah dengan baik.
Dewanti mengungkapkan, jika dirinya masih saja menemukan masyarakat yang belum taat untuk membuang sampah dengan taat. Itu nampak dari hasil tim saberspungli yang sudah setiap Minggu turun ke kali membersihkan sampah. Namun bukannya bersih, tapi sampah-sampah itu masih saja terus ada.
“Hari ini dibersihkan, besok sudah kotor lagi. Oleh karena itu, masyarakat harus benar-benar sadar dan turut serta menjaga lingkungan. Sehingga bisa mewujudkan rumah yang nyaman untuk anak cucu kita,” katanya.
Disisi lain, dirinya juga akan meminta kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, untuk kembali melihat seperti apa progres penanaman pohon yang dilakukan saat HUT Kota Batu tahun laku. Lantaran, dia banyak sekali menemukan dalam program penanaman pohon yang tidak jelas dan banyak yang mati.
“Jika ditemukan ada pohon yang mati, maka harus segera ditanami lagi,” katanya.
Sementara itu, Dewanti mengungkapkan, dari luas Kota Batu sekitar 200 km persegi. 60 persen wilayah Kota Batu merupakan wilayah hutan. Sedangkan 40 persen sisanya, 20 persen merupakan lahan pertanian dan 20 persen lainnya baru bisa dimanfaatkan untuk bangunan.
“Dengan adanya situasi seperti itu, secara otomatis harga tanah di Kota Batu mahal. Maka dari itu, harus benar-benar dimanfaatkan dengan sebaik mungkin,” tandasnya. (yan)