Malang-Post – Pencak silat beladiri asli bangsa kita. Sudah seharusnya dilestarikan. Apalagi Unesco telah menetapkan sebagai warisan tak benda milik Indonesia. Maka IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) Kota Malang pun kontinyu melakukan pembinaan.
Kali ini berkolaborasi dengan perguruan silat Merpati Putih. Menggelar workshop pelatih dan juri silat seni festival, Sabtu (5/6/2021). Workshop yang berakhir pukul 21.00 ini, diikuti 50 peserta dari kabupaten/kota di Jawa Timur.
Menerapkan protokol kesehatan, workshop dilakukan di Markas Korem 083/II di Jl Jakgung Suprapto Kota Malang. Ini untuk mencegah kerumunan massa yang tertarik untuk melihat.
Lantaran silat seni festival ini, berbeda dengan olahraga. Para penampil berhias diri seperti penari. Pesilat putri pun mengenakan make up. Busana tradisional nusantara yang cerah menggambarkan semangat juang bangsa. Diiringi musik tradisional yang menghentak dan mengalun.
“Metode pelatihan dan penilaian yang beda karakter, menjadikan silat seni festival ini sangat menantang. Tidak mudah melatih. Karena gerakan pesilat harus selaras, serasi, seirama dengan alunan musik dan ceritanya serta koreografinya,” ujar Ketua IPSI Kota Malang Parso Adiyanto MM, yang didapuk menjadi pemateri.
Yayuk Sugeng, Vice President World Martial Arts yang berkesempatan hadir, menjelaskan sejarah perkembangan pencak silat di Indonesia dan Jawa Timur. “Kalian inilah para pelatih muda, yang akan meneruskan pelestarian pencak silat,” ujarnya.
Ketua Panitia Anita Yuli Rahmawati MPd mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mensupport event ini.
“Saya terima kasih kepada Danrem 083 yang mendukung kami. Bahkan Kasilogrem Korem 083 Mayor Ciptadi serta Danki Korem II Kapten Gatot yang menyempatkan hadir. Ketua DPC MP Kota Malang, Letda Subiyanto dan Ketua DPD Jatim, Hariyanto BS. Semoga workshop ini, bisa melahirkan pelatih handal dan juri berkompeten,” ujar aktivis Aisyiyah ini. (yan)