Malang Post – Manager meeting yang pertama, untuk Liga 1 2020/2021, digelar kemarin melalui zoom meeting. Digelar operator liga, PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI. Diikuti seluruh perwakilan kontestan liga tertinggi di Indonesia.
PT LIB mempresentasikan format pertandingan Liga 1, dalam suasana pandemi Covid-19. Dalam konteks laga di bawah protokol kesehatan yang ketat. Ada beberapa pertanyaan, yang akan dibahas dalam pertemuan selanjutnya, saat mendekati kick off Liga 1.
Media Officer Arema FC, Sudarmaji yang juga ikut dalam pertemuan tersebut, ada beberapa hal menarik dalam manager meeting tersebut. Diantaranya, sistem cluster dalam laga. Yang dibagi dalam tiga cluster. Cluster-1 (Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta), Cluster-2 (Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Cluster-3 di Jawa Timur-Madura.
‘’Nanti masing-masing cluster, digelar pertandingan selama 49 hari. Terbagi dalam beberapa pekan. Teknisnya, bagaimana semua klub dipastikan tidak akan bertanding di kandangnya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,’’ katanya dalam video conference, kemarin.
Ketika itu pula, kata dia, Arema FC memperjuangkan agar tidak muncul akses kekhawatiran penularan Covid-19, satu akomodasi tidak lagi dihuni beberapa tim. Seperti halnya saat Piala Menpora beberapa waktu lalu. Namun satu hotel, hanya dihuni oleh satu tim.
‘’Untuk menghindari potensi penularan Covid-19. Karena itu sangat penting terkait tentang regulasi. Karena kita belum tahu, apakah di regulasi nanti akan mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran protokol kesehatan,’’ katanya.
Hal menarik lainnya, yang juga dibahas dalam manager meeting itu adalah proteksi terhadap sponsorship. Karena nantinya semua pertandingan tidak digelar di masing-masing kandang klub. Kondisi itu pasti berimbas pada akses sponsorship, yang sudah dikerjasamakan dengan klub.
‘’Selama ini klub sudah bekerjasama dengan sponsor. Itulah sebabnya, nanti kami berharap ada potensi proteksi terkait sponsorship. Utamanya yang sudah bekerjasama dengan klub,’’ imbuh pria asal Banyuwangi ini.
Pembahasan soal subsidi, juga menjadi topik pembicaraan yang penting. Karena klub sangat bergantung pada subsidi, dalam situasi pandemi Covid-19 ini. Yang benar-benar diharapkan bisa menjadi pemasukan untuk operasional klub.
Arema FC berharap, dalam waktu dekat ini, bakal ada pertemuan yang lebih detail lagi. Terkait dengan subsidi untuk klub. Sembari menunggu regulasi untuk segera disahkan PSSI dan diserahkan ke klub peserta.
‘’Dalam pertemuan itu juga di bahas kemungkinan kick off digelar di atas tanggal 10 Juli. Karena ada even AFC, yang harus juga diperhatikan oleh PSSI. Sekali pun pihak PT LIB tetap berpatokan pada tanggal 10 Juli, untuk mulai menggelar kompetisi,’’ jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB), Sudjarno mengatakan, pada Liga 1 musim 2021-2022, tidak akan ada tim yang bermain di stadion kandangnya (home base) masing-masing. Menurut dia, aturan tersebut diterapkan demi memberikan keadilan bagi semua tim peserta.
‘’Liga 1 musim terbaru tidak menerapkan skema home and away (kandang dan tandang). Jadi, tidak ada tim yang bermain di home base,’’ kata Sudjarno.
Liga 1 Indonesia 2021-2022 hanya akan digelar terpusat di Pulau Jawa. Namun dengan adanya kebijakan tim tak dapat berlaga di stadion kandang, maka klub seperti Persija tidak akan bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, lalu Persebaya tidak bertanding di Surabaya dan seterusnya.
‘’Di Liga 1, setiap tim akan bertemu dua kali tetapi tidak ada laga yang berlangsung di home base tim yang bertanding,’’ tutur Sudjarno. (yan)