![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2021/05/IMG-20210531-WA0027.jpg)
Walikota Batu, Dewanti Rumpoko saat meresmikan Desa Gunungsari menjadi desa damai.
Malang Post – Kota Batu selayaknya berkelas dunia. Bukan sekedar bisnis, wisata dan budaya. Perdamaian pun diusung dari kota dingin ini. Kali ini Desa Gunungsari mendeklarasikan diri sebagai desa damai. Sebelumnya Desa Sidomulyo telah menjadi Desa Damai. Deklarasi dilakukan di Pendopo Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Senin (31/5/2021).
Mengusung tema ‘Merangkul Perbedaan, Mewujudkan Perdamaian’. Digagas Wahid Foundation bekerjasama dengan UN Women dan BNPT. Dihadiri Walikota Batu, Dewanti Rumpoko.
“Penduduk di Kota Batu 95 persen masyarakatnya adalah muslim. Dengan jumlah tersebut, masyarakat Kota Batu bisa hidup dengan damai. Bahkan saat acara keagamaan mereka juga saling membantu antara satu dengan yang lain. Dalam hal sosial kemasyarakatan tidak ada batasan,” ujar Dewanti kepada MalangPost.Com, Senin (31/5/2021).
Kedepannya, Dewanti juga berharap program seperti ini bisa dilaksanakan di seluruh desa yang ada di Kota Batu. Karena menurutnya, hadirnya program seperti ini, bisa menambah kerukunan di dalam masyarakat. Sehingga dampaknya masyarakat akan semakin sejahtera.
Direktur Eksekutif Wahid Foudation, Mujtaba Hamdi mengatakan. Hadirnya program desa damai ini berdasarkan pada ucapan Gus Dur tentang tiga lapis persaudaraan.
“Persaudaraan yang kita bangun ada tiga lapis. Persaudaraan berdasarkan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniah yaitu persaudaraan kebangsaan dan Ukhuwah Kadariah, yakni persaudaraan universal sesama manusia,“ terangnya.
Dia juga menjelaskan, bahwa nilai-nilai yang ditanamkan dalam proses pembinaan Desa Damai Gunungsari seperti nilai perdamaian. Sembilan nilai Gus Dur, peran perempuan dalam pembangunan perdamaian dan anti radikalisme.
Sementara itu, Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Zein Alkhalis Nasution menjelaskan. Deklarasi desa damai yang dilakukan saat ini menjadi momentum yang tepat. Karena saat ini tengah merebaknya intoleransi yang telah menyusup di masyarakat. Terutama di kalangan paling rentan, yakni kaum perempuan.
“Bisa kita lihat bersama, peran perempuan dalam kegiatan ekstrimisme dan terorisme semakin menonjol dan dilakukan dengan terang-terangan. Sehingga adanya program desa damai ini kami rasa sangat bagus untuk kepentingan masyarakat bersama,” tandasnya. (yan)