Malang Post – Proyek pembangunan hanggar untuk Markas Pemadaman Kebakaran telah rampung. Hanggar baru itu berada di Belakang Balai Kota Among Tani Kota Batu.
Rencananya dalam waktu dekat ini hanggar tersebut akan segera ditempati. Diketahui pembangunannya menelan anggara sebesar Rp 3,5 miliar.
Plt Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Batu, Supriyanto mengatakan. Proses selanjutnya setelah selesai dibangun sudah dilakukan.
Saat ini Pemkot Batu tengah mengurus kepemilikan aset kepada DPKP Kota Batu. Dimana hal tersebut masih menunggu koordinasi antara Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan dengan Walikota Batu serta Badan Keuangan dan Aset Daerah.
“Meski begitu, secara teknis hanggar tersebut sudah bisa dimanfaatkan. Namun kami akan menunggu surat perintah terlebih dahulu. Jika tidak ada surat perintah kami belum berani,” ujar Supri, Kamis (27/5/2021).
Diketahui, hanggar baru itu memiliki fasilitas penunjang yang sangat luar biasa. Salah satunya seperti adanya tandon air dengan kapasitas 30 ribu kubik. Diperkirakan mampu mengisi delapan mobil pemadam kebakaran.
Meski begitu, jika perpindahan dilakukan, ada sejumlah kendala yang akan dihadapi. Salah satunya adalah ketersediaan jaringan telepon dan internet. Bahkan untuk jaringan telepon, Supriyanto menyebutkan keberadaanya sangat vital.
“Keberadaan telepon sangat penting, bahkan nomornya juga harus sama dengan sebelumnya. Ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat untuk menghubungi pemadam,” ujarnya.
Disisi lain, saat ini efektivitas pelaksanaan pemadaman kebakaran di Kota Batu menjadi sorotan. Hal ini karena waktu tempuh dari Markas Pemadam Kebakaran yang sekarang berada di Jl Kartini menuju lokasi kebakaran seringkali masih belum dengan estimasi waktu yang ideal.
Sehingga Pemkot Batu berencana menyiapkan tiga pos Pemadam Kebakaran di masing-masing wilayah kecamatan.
Supriyanto mengatakan, tiga pos Pemadam Kebakaran sangat dibutuhkan. Disampaikannya secara letak geografis, Kota Batu wilayahnya perbukitan. Sehingga dari satu titik wilayah ke titik lainnya membutuhkan waktu yang cepat untuk kegiatan pemadaman api.
“Contoh ketika terjadi kebakaran di Desa Sumberbrantas beberapa waktu lalu, jarak tempuhnya dari markas damkar membutuhkan waktu selama 20 menit. Seharusnya lebih cepat dari waktu tersebut,” katanya.
Untuk diketahui, standarnya jarak titik lokasi dari markas damkar menuju lokasi pemadaman api idealnya paling lama memakan waktu 15 menit. Oleh karena itu, kini pihaknya tengah mengajukan kajian ke Bappelitbangda terkait tiga pos tersebut. Nantinya akan ditentukan lokasi masing-masing pos.
Rencana awal, tiga pos itu berada di wilayah Kecamatan Bumiaji, ditempatkan di Dusun Junggo, Kelurahan Tulungrejo. Lalu untuk wilayah Kecamatan Junrejo akan ditempatkan di bekas Kantor Satpol PP Desa Pendem.
“Sedangkan untuk kecamatan Batu kami masih akan mencari tempat terlebih dahulu,” ujar Supriyanto.
Setelah kajian selesai, maka nantinya akan diajukan kebutuhan anggaran yang diperlukan di Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD 2021 untuk perencanaannya. Lalu diharapkan pada tahun 2022 mendatang dapat dilakukan pembangunan fisik.
“Untuk saat ini kami masih belum tahu kebutuhan anggaran setiap pos berapa, masih harus dikaji,” katanya.
Dia juga berharap, tidak ada lagi arahan dari pemerintah pusat untuk refocusing anggaran kepada pemerintah daerah. Sehingga pembangunan tiga pos tersebut dapat berjalan. (yan)