AMEG – Perolehan retribusi parkir di Kota Batu belum memenuhi target. Padahal jumlah wisatawan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Berdasar data, pada 2018 kunjungan wisata mencapai 6,5 juta wisatawan, tapi PAD (pendapatan asli daerah) retribusi parkir tepi jalan hanya 16,5 persen dari target, atau sekitar Rp 247 juta dari target Rp 1,5 miliar.
Pada 2019, dari target yang sama tahun sebelumnya, perolehan retribusi parkir hanya 13,83 persen hingga Oktober 2019, padahal saat itu jumlah kunjungan wisatawan mencapai 7 juta dan ada sekitar 330 titik parkir.
Sementara itu, pada 2020, dari target yang dipatok sama dengan sebelumnya, hanya terealisasi Rp 228,6 juta, menyusul adanya pandemi Covid-19. Sedang pada 2021 ini Pemkot Batu mematok Rp 8,5 miliar dalam hitungan bruto.
Rendahnya pendapatan retribusi parkir itu menjadi sorotan Ketua Komisi C DPRD, Khamim Thohari. Pihaknya meminta Dishub sebagai leading sektor perparkiran untuk inovasi, agar target terealisasi.
“Hingga kini parkir tepi jalan menjadi permasalahan yang belum bisa diselesaikan,” ujar Khamim kepada ameg.id, Selasa (18/5/21).
Dia mengusulkan, sebagai percontohan, agar parkir di area Alun-alun menggunakan sistem IT, dengan palang pintu seperti di Blok M Square Jakarta Selatan.
Menurutnya, dengan diterapkannya sistem itu perolehan bisa tercapai karena minim kebocoran, apalagi lokasi perparkiran yang ada di kawasan Alun-alun tak pernah sepi pengunjung. Terlebih jika di kantong parkir potensial terpasang palang pintu semua, otomatis target terpenuhi.
“Dengan menggunakan sistem perparkiran tersebut setiap kendaraan yang masuk dipastikan mendapat karcis. Mengingat banyaknya kebocoran saat ini karena ada oknum jukir yang sering tidak memberikan karcis parkir,” ujarnya.
Meski menggunakan sistem palang pintu, nantinya para jukir yang ada di kawasan Alun-alun masih tetap bisa bekerja. Contohnya mereka bisa menjadi pengatur kendaraan yang keluar masuk dari area parkir. “Hal teknis seperti itu nantinya bisa dibicarakan lebih lanjut dengan Dishub,” katanya.
Jika sistem parkir seperti itu benar-benar bisa terealisasi, menurutnya secara tak langsung akses pintu masuk ke Alun-alun Kota Batu akan diberikan palang pintu. Contohnya seperti di Jalan Kartini, Jalan Sudiro, hingga jalan Munif.
Merespon permintaan itu, Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso sangat mengapresiasi dan mendukung ide tersebut. Oleh sebab itu dirinya menyarankan kepada Dishub Kota Batu untuk melakukan studi tiru ke Blok M Square
“Ide parkir palang pintu di Alun-alun sangat bagus. Karena dengan adanya parkir palang pintu dengan menggunakan sistem. Akan semakin meminimalisir kebocoran dan bisa meningkatkan PAD,” ujarnya.
Lebih bagus ada lahan parkir khusus , bukan disekitar alun2, biar bisa lebih menikmati alun2 kota batu tanpa diribeti dg parkir motor yg semramut, jalan disekitar alun2 hbs utk lahan parkir .