AMEG – Penampakan kera ekor panjang di Kota Malang bukan kali ini saja. Sepanjang Januari 2020 – April 2021, setidaknya sudah 5 kali muncul. Sejauh ini memang tidak meresahkan atau mengganggu warga.
UPT PMK Satpol PP Kota Malang, Teguh Budi Wibawa, kepada Ameg.id, mengatakan, sejauh ini belum ada laporan telah melukai warga, meski sempat nyaris menggigit anggotanya.
“Kemungkinan kera itu sudah tua. Informasi dari warga, kalau sudah tua memang keluar dari habitatnya. Badannya besar, taringnya juga cukup besar. Anggota sempat nyaris digigit,” ungkapnya.
Proses penangkapan kera di Araya Blok M memakan waktu selama 2 jam lebih, antara pukul 12.00 – 14.30 WIB. Namun tim Semut Ireng itu gagal. Berbagai usaha dilakukan, termasuk memancing dengan memberi makanan kesukaan si monyet.
Pertama memancing dengan pisang, lalu kacang dioplos alkohol. Walau kacang sempat dimakan, si kera tetap tegar. Didekati personel Damkar pun tidak takut, dan hanya berpindah tempat.
“Kami akan siapkan jaring khusus. Selama ini kami memang belum punya sarana yang pas untuk menanganinya,” tutur Teguh, Senin (19/4/21), sembari menceritakan jam terbang penangkapan kera ekor panjang.
Sepanjang 2020, pihaknya telah 4 kali menerima laporan soal kemunculan kera. Pertama di Sukun, lalu Dempo, Oro-Oro Dowo BTU dan Araya. Hanya dua kali pihaknya berhasil mengamankan.
“Di Sukun bisa menangkap, lalu diserahkan ke BKSDA. Di BTU, 2019, pernah juga, dibantu komunitas pecinta satwa, memakai jala tebar,” ungkap Teguh.
Di seputar Dempo, tim kesulitan menangkap, pasalnya berpindah-pindah terus. Saat itu kera melompat ke pepohonan dan melintasi sungai. Begitu pula saat terjadi penampakan di Malabar Oro-Oro Dowo.(ar)