AMEG – Bulan suci Ramdhan tinggal menghitung jam. Pada bulan penuh ampunan itu, pastinya ada satu hal yang sangat ditunggu. Selain nikmatnya buka bersama dengan keluarga ataupun teman-teman. Ada hal menarik lain yang sangat ditunggu di bulan penuh ampunan ini.
Salah satunya, dengan kehadiran pasar Ramadhan atau biasa disebut dengan pasar takjil. Sejatinya, setiap tahun pasar takjil selalu menjadi sisi pelengkap nikmatnya Ramadhan. Terlebih, pasar takjil selalu ramai dikunjungi ketika menjelang buka puasa sembari ngabuburit.
Oleh karena itu, meski saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19. Pemkot Batu tak membatasi keberadaan pasar takjil. Karena, selain menjadi pelengkap manisnya bulan suci Ramadhan. Keberadaan pasar takjil di situasi seperti ini juga sebagai upaya melakukan pemulihan ekonomi.
Terlebih Pemkot Batu juga memiliki wacana akan memfasilitasi tempat para pedagang musiman ini. Berdasarkan wacananya, Pemkot Batu akan menempatkan pedagang takjil di depan Balai Kota Among Tani, Kota Batu.
Pemilihan lokasi itu bukan tanpa perhitungan. Karena, dengan ditempatkannya para pedagang di lokasi tersebut. Akan memudahkan pengawasan Pemkot dalam hal penerapan protokol kesehatan.
Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso mengatakan, untuk pasar ramadhan belum ada peraturan resmi dari Pemkot Batu. Namun yang jelas, Pemkot Batu tidak melarang adanya pasar takjil. Tetapi tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
“Meski saat ini belum ada peraturan resmi. Ketika ada pasar takjil, Pemkot Batu akan turun tangan untuk melakukan pengawasan,” ujar Punjul kepada Ameg.id.
Selain itu, Punjul juga memiliki keinginan agar para pedagang pasar takjil bisa menempati halaman Balai Kota Among Tani. Itu karena, pengawasan protokol kesehatan akan lebih mudah untuk dilaksanakan. Selain itu, juga bertujuan untuk melakukan pemecahan kerumunan. Karena biasanya pasar takjil berada di kawasan Alun-alun Kota Batu.
“Jika dalam situasi seperti ini, pasar takjil masih ditempatkan di Alun-alun. Ditakutkan akan menjadi kerumunan masa. Karena sudah diketahui bersama, tidak ada pasar takjil saja Alun-alun sudah sangat ramai,” ujar Punjul.
Pihaknya tak hanya memberikan lampu hijau akan keberadaan pasar takjil saja. Namun, untuk moment buka bersama juga mendapatkan restunya. Dengan catatan, masyarakat dan wisatawan harus tetap menjaga protokol kesehatan.
“Bagaimanapun juga, pencegahan Covid-19 menjadi tanggung jawab bersama. Karena upaya untuk memutus mata rantai persebaran Covid-19 harus tetap berjalan dan terus berlanjut,” katanya.
Sementara itu, Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi mengatakan, seperti apapun nantinya, pihaknya akan tetap mematuhi peraturan yang dibuat oleh Pemkot Batu.
“Jika buka bersama diperbolehkan, kami sangat bersyukur. Dengan dibarengi penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Salah satunya dengan mengatur jarak meja makan,” tandasnya. (yan)