AMEG – Pesatnya perkembangan teknologi ditekankan Prof Dr H Imron Arifin M.Pd. Dikupas saat memaparkan materi metodologi penelitian pada tenaga kependidikan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Penggunaan teknologi di semua lini kehidupan, harus dimanfaatkan agar memberi kemudahan.
Prof Imron kali ini tak hanya mengajarkan metode riset. Tapi membantu menemukan bahan penelitian. Pakar pendidikan yang berkecimpung puluhan tahun ini menyadari. Teknologi menjadi bagian perubahan jaman, tak bisa dihindari. Dicontohkan, di beberapa perpustakaan. Pengunjung tak memadati rak buku seperti dulu.
“Mereka di perpustakaan langsung menghadap komputer atau laptop. Mengakses buku atau jurnal elektronik,” jelasnya. Mencari referensi dengan kata kunci, tentu lebih mudah dibanding membolak-balik lembaran buku selama berjam-jam. Maka, ia berharap agar staf UIN juga memberikan ide memanfaatkan teknologi.
“Manfaatnya sangat positif bagi kemajuan tempat kerja bapak-ibu sekalian,” imbuh Ketua Yayasan Pendidikan Anak Sholeh ini. Ia memaklumi, jika tenaga kependidikan mengalami kesulitan di awal penelitian. Pasalnya, pekerjaan hariannya berurusan dengan administrasi dan birokrasi.
“Bisa mulai dari kebijakan-kebijakan di tempat kerja masing-masing. Yang di bidang pelayanan, mencari kebijakan yang memudahkan dalam melayani mahasiswa, Begitu juga lainnya,” paparnya.
Meneliti kebijakan institusi pendidikan akan memberi wawasan efektifitasnya. Jika bagus dilanjutkan. Jika kurang efektif, maka penelitian evaluasi harus dilakukan. Untuk memperbaiki kebijakan tersebut. Kehadiran guru besar Universitas Negeri Malang itu, merupakan rangkaian Workshop Metode Penelitian: Kebijakan Pendidikan bagi Tenaga Kependidikan.
Program ini digagas Pusat Studi Penelitian yang digawangi Dr Nur Ali MPd di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN. Berlangsung di Gedung Rektorat lantai V, Rabu (7/4/2021). Rektor UIN, Prof Abdul Haris mengungkapkan. Workshop bertujuan agar Tenaga Kependidikan (Tendik) di UIN Malang, menjadi berkemajuan.
“Kebijakan yang dikeluarkan Kementrian Agama terkait Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) dirasa memiliki dampak masif bagi pegawai UIN. Lantaran bisa mendorong mereka dalam berinovasi,” pungkasnya.
Untuk mencapai dan ikut merealisasikan kebijakan tersebut, UIN Malang menjadi kampus UIN pertama yang menggelar workshop tersebut. Pihaknya bertanggung jawab menciptakan SDM yang berkualitas.
“Harapannya, pegawai-pegawai ini bisa fokus dan mengembangkan bidangnya masing-masing dengan penelitian,” ujarnya.
Ketua Pusat Penelitian UIN Maliki Malang, Dr Nur Ali mengungkapkan. Melalui kebijakan baru ini, nantinya para pegawai bisa lebih profesional di bidangnya masing-masing. Sebagai bentuk dukungan, pihaknya juga menyiapkan narasumber dari Sekretaris Asosiasi Manajemen Pendidikan Indonesia.
“Target kami dari 170 sekian pegawai di UIN Maliki, 80 orang telah mendaftarkan diri dan ikut workshop metode penelitian. Nantinya akan melakukan penelitian dan menulis jurnal ilmiah terakreditasi. Tahun ini akan di-backup terus dari aspek pembimbingannya sampai pendanaannya,” ungkap Dr Nur Ali.
Prof Dr Hj Tutik Hamidah M.Ag, Ketua LP2M UIN Malang mengungkapkan. Kegiatan ini sudah sering dilakukan. Namun, bagi tendik ini yang pertama, biasanya dosen.
“Hampir setiap tahun, pasti ada penyegaran tentang metode penelitian, penulisan proposal dan sebagainya. Setelah dipertimbangkan, ternyata tendik juga sangat membutuhkan keterampilan meneliti. Terkait bagaimana meningkatkan sistem di wilayah kerjanya masing-masing. Sehingga nantinya, jika ada peningkatan layanan bisa dibuat basis penelitian,” ungkap Prof Tutik. (jan)