Batu – Meski pengajuan paket lelang sudah dimulai sejak Desember 2020, hingga kemarin Senin (29/3) baru ada enam paket lelang yang sudah di-launching. Padahal berdasarkan Rencana Umum Pengadaan (RUP) seharusnya sudah ada 112 paket dari organisasi perangkat daerah (OPD) yang ditargetkan masuk ke Bagian Pengadaan Barang dan Jasa.
Dengan situasi ini, program lelang tampaknya harus memerlukan perhatian khusus dari wali kota. Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Kota Batu, Endro Wahjudi menjelaskan, dari 112 paket itu belum berakhir. Karena masih sangat dimungkinkan bisa bertambah.
“Ini karena masih ada beberapa yang belum menuntaskan berkas lelang. Karena itu kami lakukan koordinasi secara intens dengan OPD yang belum menuntaskan berkas lelang,” ujar Endro kepada Di’s Way Malang Post.
Endro berharap OPD-OPD bisanya segera melakukan pengajuan. Karena semakin cepat pengajuan maka akan semakin lebih baik, walaupun tak ada batas waktu. Sebab, apabila pengajuan bisa segera dilakukan maka tak akan menghambat tender.
Setelah itu, masing-masing OPD bisa menyesuaikan jangka waktu pelaksanaan pekerjaaan. Karena setiap proyek jangka waktunya tidak sama. Namun yang jelas, ia menekankan untuk paket pengerjaan konstruksi diharapkan mulai ditenderkan di triwulan pertama ini. “Itu bertujuan agar jangka waktunya tercukupi,” jelas Endro.
Selain itu, di antara 112 paket yang telah diajukan, beberapa di antaranya memiliki nilai pagu yang besar. Contohnya, pembangunan fisik jalan tembus Ngaglik-Toyomerto sebesar Rp 6,57 miliar, rehabilitasi bangunan Puskesmas Batu sebesar Rp 6,7 miliar dan anggaran untuk keperluan relokasi pedagang Pasar Besar Batu sebesar Rp 5,7 miliar.
“Namun saat ini, pembangunan yang memiliki pagu besar itu masih dalam tahap review dokumen di dinas terkait. Itu bertujuan untuk memastikan spesifikasi teknisnya dengan detail,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan untuk jumlah RUP tahun 2021 ini lebih banyak dibanding tahun lalu. Sebab, paket lelang yang diajukan rata-rata pernah masuk dalam RUP tahun 2020 lalu. Untuk diketahui, pada tahun lalu dari 62 paket lelang yang diajukan berkurang menjadi 35 paket. Hal ini akibat adanya realokasi dan refocusing anggaran APBD untuk penanganan pandemi Covid-19.
“Begitu pula dengan tahun 2021 ini, kembali ada refocusing, sehingga akan ada perubahan revisi kembali dan penyesuaian dari ajuan paket pengadaan dari masing-masing OPD,” ujarnya.
Hendro mengungkapkan, di antara 6 paket yang telah di-launching contohnya dari Dinas Pendidikan yakni pengerjaan fisik rehabilitasi sekolah. Itu berarti, para kontraktor telah dapat mengajukan atau mendaftar untuk mengikuti proses lelang.
“Sedangkan untuk review dokumen yang sudah ada di kami ada tiga paket. Di antaranya seperti pembangunan gedung perpustakaan, rehabilitasi bangunan SMPN 6 dan pembangunan rumah kemasan atau packaging,” tandasnya.(ano/ekn)