Malang – More Community menggelar agenda talkshow webinar dengan narasumber Bunda Amelia Azis Daeng Matadjo, M.Psi, Psikolog Klinis Anak dan Remaja di Klinik Psikologi Beloved Kanti Malang. Selama dua jam webinar, para peserta yang hadir meliputi ibu-ibu dan mahasiswa dari luar Malang aktif bertanya jawab dengan Bunda Amel yang juga Dosen di Universitas Islam Malang (Unisma) ini.
Mahasiswa yang hadir didominasi dari jurusan Psikologi dan Kesehatan. Dipilihnya Bunda Amel sebagai narasumber pada Minggu (28/3) itu karena dia juga punya anak berkebutuhan khusus (ABK). Bunda Amel mengalami sendiri suka dukanya dalam merawat puteranya yang ABK.Sekarang putera Bunda Ameltelah berusia 31 tahun.
Bunda Amel juga sudah merasakan naik turunnya saat mendampingi anak, seperti harus dibawa ke tempat terapi, tidak disembunyikan, tetap disekolahkan, dan tetap memperhatikan kemampuan dari anak itu.
Setelah berdialog banyak dengan bunda Amel, acara berlanjut ke sharing session kepada para penulis buku “A Cup of Hot Tea for Special Needs Childern”. Kemarin buku ini di-launching. Buku ini nantinya akan dijual dengan harga spesial Rp 80 ribusampai 31 Maret 2021. Masyarakatbisa order via telepon +6285792439399.
Hasil dari penjualan buku ini akan digunakan untuk membangun MORE Community dan juga untuk kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan komunitas ini. Selain itu, juga untuk membiayai terbitan buku di tahun-tahun berikutnya.
Penerbitan buku akan dilakukan komunitas MORE setiap setahun sekali. Tahun ini merupakan terbitan perdana. Untuk buku kedua atau ketiga akan mengisahkan perjuangan para ibu-ibu lagi, tetapi penulisnya akan ganti. Karena ceritanya juga akan berbeda dengan buku yang baru diluncurkan itu.
Khusus buku “A Cup of Hot Tea for Special Needs Childern”, terdapat 190 halaman dan menceritakan 11 kisah dari Ibu-Ibu yang memiliki ABK. Singkat cerita dari buku ini, mulai dari seorang ibu dengan hambatan ekonomi, kemudian banyak pengeluaran untuk pembiayaan ABK. Ada juga emosi dari seorang ibu yang sudah down karena kondisi anak ternyata juga tidak mendapat dukungan dari keluarga. Selain itu ada cerita, ABK yang sakit jantung harus diobatkan ke Malaysia hingga ke Jepang dengan biaya harus cari donatur hingga terkumpul Rp 2 miliar.(ryn/ekn)