Jakarta – Hingga Senin(29/3), Indonesia telah melakukan penyuntikan di atas 10 juta vaksinasi suntikan pertama dan kedua. Tepatnya 10.707.915 vaksinasi. Hal ini sekaligus menempatkan Indonesia dalam posisi 4 besar negara, yang bukan produsen vaksin, tapi telah melakukan penyuntikan di atas 10 juta.
‘’Saat ini, laju penyuntikan vaksin kita telah mencapai 500 ribu suntikan per hari dan kita sudah tembus lebih dari 10 juta penyuntikan. Indonesia masuk posisi 4 besar, Di bawah Jerman, Turki dan Brasil. Indonesia berhasil melampaui Israel dan Perancis. Ini sebuah kabar gembira,’’ ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Menkes juga mengatakan, vaksin Covid-19 sudah menjadi isu geopolitik. Negara-negara di seluruh dunia, saling berebut untuk mendapatkan vaksin. Oleh sebab itu, vaksin yang tersedia adalah vaksin yang terbaik untuk digunakan.
Pemerintah harus mengombinasikan penggunaan berbagai macam merek vaksin Covid-19, dalam rangka memenuhi kebutuhan vaksin untuk seluruh populasi sasaran. Tidak ada satu pun produsen vaksin di dunia ini, kata dia, yang dapat memenuhi seluruh permintaan negara-negara besar seperti Indonesia.
‘’Indonesia beruntung karena sudah menjalin kerja sama dengan empat produsen vaksin. Yaitu Sinovac, Astrazeneca, Novavax dan Pfizer. Ketersediaan vaksin menjadi sangat penting dalam menjaga kelancaran program vaksinasi pemerintah,’’ kata Menkes.
Di sisi lain, Menkes juga menyampaikan, saat ini di sejumlah negara di Eropa dan Asia kembali terjadi lonjakan kasus Covid-19. Penyebabnya adalah, karena adanya jenis virus mutasi baru. Yang juga sudah masuk ke Indonesia. Sejak awal tahun ini. Serta mobilitas yang tinggi.
‘’Terkait lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara, saya ingin sampaikan, meski kita sudah mengalami percepatan dalam vaksinasi, kita perlu berhati-hati mengatur laju penyuntikan. Karena adanya potensi embargo dari negara produsen vaksin, yang mengalami lonjakan kasus di negaranya. Kita perlu mengatur ritme vaksinasi agar tidak ada kekosongan vaksin nantinya,’’ ujar Menkes.
Menkes menambahkan, lonjakan kasus di negara lain, juga mengingatkan untuk senantiasa waspada dengan menahan mobilitas dan mematuhi disiplin protokol kesehatan. Apalagi jenis mutasi virus baru Covid-19 sangat cepat menyebar.
‘’Hindari bepergian, paling tidak sampai pandemi benar-benar terkontrol. Kalau nanti terjadi lonjakan kasus, kasihan tenaga kesehatan kita akan kelelahan,’’ kata Menkes.
Menkes juga mendorong semua masyarakat, untuk ikut mensosialisasikan pentingnya vaksinasi Covid-19. Khususnya kepada kelompok masyarakat lanjut usia 60 tahun ke atas. Dari kelompok prioritas kedua, lansia masih rendah tingkat partisipasinya. Padahal lansia paling rentan, dibanding kelompok prioritas lain. Karena mudah sakit serta tingkat kematiannya tinggi.
‘’Mari kita upayakan bersama, bagaimana bisa mendorong lansia, bisa lebih cepat disuntik. Aar kita dapat melindungi orang tua kita. Semakin cepat vaksinasi dilakukan, semakin cepat kita mencapai kekebalan komunal,’’ ujar Menkes. (*rdt)