Jakarta – Keberadaan pusat vaksinasi, yang saat ini sudah diperluas ke daerah-daerah, diharapkan mampu mempercepat pemerintah, dalam mencapai target cakupan vaksinasi Covid-19. Pelaksanaan vaksinasi massal, yang didukung oleh elemen bangsa, BUMN dan swasta, sekaligus menjadi persiapan untuk melakukan vaksinasi, dengan jumlah peserta yang lebih besar pada gelombang selanjutnya.
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah mengatakan, antusiasme masyarakat Jawa Tengah sangat tinggi, menyambut program vaksinasi.
‘’Namun, sasaran penerima vaksinasi, terutama golongan lansia, masih tersebar di banyak tempat di Jawa Tengah. Di ujung-ujung, di pelosok-pelosok, ini juga perlu mendapatkan hak yang sama,’’ terangnya dalam Dialog Produktif, Kamis (25/3).
Karena itu, tambahnya, perlu juga ada pusat vaksinasi di sana. Jawa Tengah sendiri, juga melakukan koordinasi dengan Kementerian BUMN untuk mendesain di wilayah Banyumas. Pelaksanaan pusat vaksinasi nantinya diusulkan di Purwokerto.
Sebagai program hasil kolaborasi, pusat vaksinasi juga menggandeng pihak swasta. Dalam hal ini adalah dengan LOKET, salah satu partner resmi Kementerian Kesehatan. LOKET berperan menyediakan layanan registrasi bagi sasaran penerima vaksin tahap kedua.
‘’Bentuk kerja sama ini, sesuai dengan komitmen kami. Kami tidak melihat ini dalam sisi bisnis sama sekali. Tujuan kita sama, untuk menggelar pusat vaksinasi sebesar-besarnya. Jadi, untuk semua pemerintah daerah yang memang menggelar pusat vaksinasi, LOKET menyediakan sistem secara gratis dan bisa dipakai,’’ kata Mohamad Ario Adimas, VP Platform Business & Marketing LOKET.
‘’Di luar Semarang, kita sudah hadir di Manado, Depok, dan Jakarta. Untuk Semarang, kita siap untuk langsung menerapkan semua sistem registrasi, apalagi di tempat-tempat yang punya risiko kerumunan yang cukup tinggi,’’ terang Mohamad Ario Adimas.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar Pranowo mengingatkan kembali masyarakat perlu terus mematuhi protokol kesehatan mesti sudah divaksinasi.
‘’Untuk masyarakat, vaksin ini akan membantu kita agar kita lebih kuat. Tapi ingat, begitu divaksinasi, bukan berarti kita bebas. Tetap, protokol kesehatannya mesti dijaga. Jangan menyebar hoaks soal vaksinasi ini karena ini kepentingan bersama,’’ tutupnya. (rdt)