Malang – Sebanyak 1.300 dosen dan tenaga kependidikan Universitas Brawijaya, menjalani vaksinasi tahap kedua, secara bertahap. Mulai Rabu (24/3) dan Kamis (25/3) di gedung Samantha Krida.
‘’Hari ini sekitar 600 lebih diberi vaksin kedua. Setelah dua minggu lalu menjalani vaksinasi pertama. Besok (hari ini, Red.) juga sekitar jumlah itu,’’ jelas Dr. dr. Sri Andarini Mkes., Ketua Satgas Covid-19 Universitas Brawijaya (UB), di sela-sela kegiatan.
Bagi yang berusia 59 tahun ke bawah, jarak vaksinasi pertama dan kedua adalah 14 hari. Sedang untuk yang usia 60 tahun ke atas, UB berencana membuatkan jadwal sendiri barengan. Jumlahnya sekitar 500-an.
‘’Bagi lansia, jarak vaksin pertama dan kedua adalah 28 hari. Jadi untuk memudahkan manajemen vaksinnya, makanya nanti dibuat jadwal sendiri. Untuk mendapat vaksin, juga perlu koordinasi dengan Dinkes, karena banyak yang distribusikan,’’ jelas Direktur RS UB ini.
Sementara itu, pantauan di lapangan, yang sudah mendapat vaksin pertama, terlihat lancar saat mengikuti proses vaksinasi. Termasuk tidak banyak keluhan. Tapi jika ada yang punya keluhan, akan langsung ditangani.
Keluhan-keluhan itu muncul, kata dia, karena mereka sebelumnya sudah tidak dalam kondisi sehat. Tetapi tetap meminta divaksin. Sehingga antibodi tidak maksimal. Sedangkan terkait vaksinasi untuk mahasiswa UB, Andarini mengaku bakal menunggu perintah Rektor UB. ‘’Kalau Pak Rektor menghendaki, nanti kita siapkan,’’ jawabnya.
Namun targetnya, masih menyelesaikan dosen dan tenaga kependidikan dulu. Yang jumlahnya sangat banyak. Ruang vaksinasi di Samantha Krida itu sendiri, dibagi dua. Yaitu wanita dan laki-laki dengan sekat. Sehingga tidak terlihat lainnya.
‘’Harapan kami, semua bisa mendapatkan vaksin. Seluruh staf ada 5.600 orang. Tapi masih terdata 4.973. Ada yang belum terdaftar. Termasuk BSS (Brawijaya Smart School) dan staf UB Jakarta,’’ jelasnya. (roz/rdt)