
Dr Siti Nadia Tarmizi,Juru Bicara Vaksinasi Covid-19. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden )
Malang – Kementerian Kesehatan (Kemenkes), memperpanjang masa jarak waktu. Antara suntikan dosis Vaksi Covid-19 pertama, dengan suntikan kedua dalam program vaksinasi. Yang menyasar usia 18-59 tahun.
Awalnya interval vaksinasi bagi warga 18-59 tahun itu, ditetapkan 0-14 hari. Kini menjadi 0-28 hari. Serupa dengan interval vaksinasi pada warga lanjut usia (lansia). Informasi itu dibenarkan Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, seperti dilansir CNNIndonesia.
‘’Benar diperpanjang, sesuai BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) ya,’’ katanya.
Adapun perubahan itu, tertuang dalam Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/I/653/2021. Tentang Optimalisasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19, yang diteken Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu.
Nadia mengungkapkan, keputusan itu telah melalui hasil kajian BPOM bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). Selain itu, ia menjelaskan, alternatif perpanjangan interval ditetapkan, agar dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi, yang menyasar populasi dewasa maupun lansia dapat dilakukan secara bersamaan.
‘’Perubahan untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan saja,’’ kata dia.
Dengan kebijakan anyar itu, Nadia meminta agar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, dapat segera melakukan sosialisasi dan tindakan korektif. Yang diperlukan demi meningkatkan optimalisasi pelaksanaan vaksinasi dan percepatan cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Lebih lanjut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung ini juga mengaku, jerih payah pemerintah dalam menyelenggarakan program vaksinasi nasional, dapat terlihat dari laju penyuntikan vaksin di Indonesia yang menurutnya tak kalah dibandingkan negara lain. Nadia menyebut, data terakhir memperlihatkan, Indonesia menduduki peringkat ke-8 dunia dalam menyediakan dan menyuntikkan vaksin virus corona terhadap warga Indonesia.
‘’Kita cukup bangga jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara bahkan dunia. Indonesia termasuk negara dengan nomor 8 terbanyak, yang berkomitmen untuk memberikan vaksin untuk masyarakat,’’ pungkas Nadia.
Program vaksinasi nasional saat ini telah memasuki tahapan kedua yang menyasar total 21,5 juta lansia dan 17.4 juta petugas pelayanan publik. Data terakhir milik Kementerian Kesehatan mencatat, sebanyak 5.567.280 orang menerima suntikan dosis pertama, sementara 2.312.601 rampung menerima dua dosis vaksin Covid-19.
Program vaksinasi sendiri dimulai di Indonesia sejak 13 Januari lalu. Targetnya, selama 15 bulan atau hingga Maret 2022, pemerintah akan menyuntikkan sebanyak 1,4 juta untuk tenaga kesehatan, 17,4 petugas pelayanan publik, 21,5 juta lansia. Kemudian 63,9 juta masyarakat rentan, dan 77,4 juta masyarakat lainnya. (*rdt)