Sidoarjo – Tak bisa dipungkiri, pendidikan di Indonesia berubah drastis, baik cara dan mekanismenya selama pandemi Covid-19 berlangsung. Merujuk kebijakan Kemendikbud, proses pembelajaran dilakukan secara daring atau learn from home.
Lalu bagaimana dengan penerapan KKN ? Apakah juga dilakukan dengan daring? Padahal secara esensi, KKN diwujudkan dengan menerjunkan mahasiswa langsung ke lapangan agar bisa mempraktekkan bekal pengetahuannya di bangku kuliah selama ini. Dengan kata lain, KKN merupakan bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di Indonesia. KKN di setiap Perguruan Tinggi selalu menyasar daerah-daerah terpencil atau terbelakang yang masih banyak memerlukan pengembangan dari tangan dan wawasan keilmuan para Mahasiswa. Sehingga sumber daya kawasan tersebut bisa dikembangkan sedemikian rupa baik dari aspek agama, ekonomi, politik, sosial dan budaya serta lainnya.
Pelaksanaan KKN di masa pandemi Covid-19 juga berbeda dari biasanya. Perguruan Tinggi tetap menerjunkan Mahasiswa ke lapangan, namun sasaran tugasnya beda, yakni sebagai petugas serta pemberi edukasi penanggulangan Covid-19 di tengah masyarakat. Caranya bisa dengan memanfaatkan teknologi informasi ataupun langsung terjun ke masyarakat. Tentunya dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat.
Adapun program yang dijalankan bisa berupa sosialisasi program pemerintah terkait 3 M, Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Bisa juga sosialisasi Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS). Pemberdayaan ekonomi masyarakat di tengah pandemi. Pembinaan produk-produk unggulan bernilai ekonomis tinggi untuk dikelola Koperasi Desa. Inovasi dunia pertanian guna memperkuat lumbung pangan desa. Ataupun sosialisasi pendampingan jalannya belajar dari rumah untuk anak-anak SD, SMP dan SMA, agar capaian prestasi belajar tetap terjaga. Program lainnya yang masih berkaitan untuk proses penanggulangan Covid-19 serta dampak sosialnya di tengah masyarakat juga diperbolehkan.
Salah satu terobosan yang dilakukan oleh Mahasisawa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), KKN Jeruk Gamping adalah membuat tempat cuci tangan dan tempat handsinitizer menggunakan sensor tangan.
Alasan diciptakannya teknologi sederhana ini tak lain karena minimnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan tangannya terutama saat berada di kawasan publik atau fasilitas publik, yang banyak dijamah.
Meskipun masyarakat sudah memakai masker dan menjaga jarak, tetapi mereka abai mencuci tangan setelah memakai fasilitas publik, toilet ataupun keran misalnya. Maka hal ini juga menyebabkan kerentanan penularan virus Covid-19.
Adapun cara kerja alat cuci tangan dan handsanitizer otomatis yang dilengkapi dengan sensor ini cukup sederhana. Dengan mendekatkan tangan ke keran air ataupun hand sanitizer, maka secara otomatis air dan cairan handsanitizer keluar dengan sendirinya dalam kadar yang sudah ditentukan.
Alat ini terbilang hemat energi dengan daya 5V ataupun memakai baterai. Sedangkan alat yang dibutuhkan untuk merakitnya cukup mudah ditemui. Dengan Valve Elektrik, Modul Relay 5V, Sensor Halangan/Sensor Infrared, Saklar, Modul Charger, Kabel Jumper, Timah Solder, Lem Tembak, Botol Pump, PVC.
Harapannya, dengan pembuatan tempat cuci tangan dan handsanitizer otomatis bisa memudahkan masyarakat peduli untuk kontinyu mencuci tangan serta tentunya mengurangi penularan virus Covid-19 di tempat-tempat umum.(ums/anw)