Malang – Program urban farming Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang tidak hanya untuk ketahanan pangan. Namun, juga menyasar pada keamanan pangan.
“Urban framing ini kan menanam di lahan sendiri. Bukan hanya untuk penguatan ketahanan pangan saja, tetapi keamanan. Karena jelas organik, biasanya tidak pakai pestisida, dan adanya pengawasan yang kuat,” kata Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji, saat membuka ‘Pekan Ketahanan Pangan’ yang digelar Dispangtan di Hotel Tugu, Senin (22/3).
Sutiaji berharap, sayuran yang ditanam melalui urban farming nutrisinya terjaga. Dengan begitu, keamanan makanan juga turut terwujud. Tidak hanya itu, keamanan pangan juga diharapkan Sutiaji ditekankan Dispangtan melalui kolaborasi dan kerjasama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain. Seperti Dinas pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) maupun Dinas Kesehatan (Dinkes).
Kerjasama dengan Dikbud, Sutiaji mengaku bisa memantau bagaimana makanan yang tersaji di kantin sekolah atau pedagang di sekitar sekolah. Karena menurutnya, saat ini banyak zat pewarna yang terkadang tidak sesuai dengan aturan kesehatan.
Pekan Ketahanan Pangan kali mengambil tema ‘Salah Satu Kiat Survive di Era Pandemi’. Selain Wali Kota Sutiaji, hadir juga Ketua DPRD Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Ir H Ade Herawanto MT mengatakan, agenda hari ini merupakan rangkaian timeline setelah berdiskusi tentang program ke depan dengan legislatif Kota Malang.
“Setelah mendapat persetujuan, kami mulai running untuk melaksanakan program, yang merupakan salah satu fungsi negara dalam mendampingi rakyatnya dalam masa pandemi. Kami berfikir global, tetapi local action,” ujarnya.
Hingga muncullah program ketahanan pangan keluarga. Dengan asumsi jika dalam satu keluarga melakukan tindakan masif berupa menanam di pekarangannya sendiri, maka akan banyak produk yang bisa dikompilasikan.
“Tidak hanya dimakan sendiri, tetapi dikumpulkan. Kemudian ada penyokong marketing, penanganan pascapanen. Dikemas yang bagus, kemudian dipasarkan dan difasilitasi oleh pemerintah kota,” papar Ade.
Diharapkan melalui kegiatan ini akan ada pemasukan bagi masyarakat. Minimal hingga masa pandemi Covid-19 ini berakhir. Karena itu, acara yang berlangsung hingga Sabtu nanti itu dimaksudkan untuk menyamakan persepsi, merumuskan masukan yang masuk, dan berakhir pada menjalankan program.
Terobosoan program ketahanan pangan ini pun diapresiasi Ketua DPRD Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika. Setelah dengar pendapat bersama Komisi B DPRD Kota Malang, Ade Herawanto langsung tancap gas melaksanakan programnya.
“Secara garis besar, kami sangat mengapresiasi dan mendukung terobosan baru yang dilakukan Kadispangtan. Program ini memiliki semangat keseimbangan antara pemulihan ekonomi di masa pandemi dengan penanganan korban Covid-19,” ungkap I Made Rian Diana Kartika.
Menurut Made, lahan di Kota Malang sudah tidak begitu luas. Karena itu, program urban farming ini harus benar-benar tepat diterapkan.
“Apalagi, saat ini kami masih bergantung dengan impor beras. Itu harus dikurangi. Saya rasa kalau semua kota dan kabupaten melakukan terobosan baru, maka kita tidak akan tergantung lagi dengan importir beras,” tambahnya.
Meski begitu, ia menekankan untuk suatu hal harus dimulai dari yang kecil dahulu. Dimulai dari ketahanan pangan keluarga. Kalau sudah tercapai secara otomatis akan muncul keluarga mandiri yang mampu menghasilkan produk-produk yang bukan saja untuk konsumsi tetapi juga menghasilkan penambahan dari segi pendapatan ekonomi.
“Di sini dibutuhkan kerjasama antara OPD. Oke, mungkin Dispangtan bagian produksi, lalu Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) menindaklanjuti untuk pemasarannya,” pungkas Made Rian.(jof/ekn)