Sampai saat ini penyebab kebakaran Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 54.651.77 Jl Mayjen Sungkono, Buring, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang pada Kamis (18/3) malam, masih terus didalami petugas. Ada tiga versi kronologi yang hingga kini berkembang.
Versi pertama disampaikan Kapolsek Kedungkandang, Kompol Yusuf, kepada DI’s Way Malang Post. Sekira pukul 20.00 WIB, mikrolet biru masuk ketiga kalinya untuk mengisi bahan bakar dan selanjutnya akan keluar dari SPBU.Belum sempat keluar, mobil berhenti dan mendadak berjalan sendiri saat mesin depan terbakar.
Menurut saksi kepada polisi, mobil biru itu berjalan sendiri lalu menabrak bagian belakang pikap putih N 9986 GF bermuatan ikan.”Kendaraan itu mengisi BBM tiga kali. Pukul 16.00 WIB, sekitar pukul 18.00 WIB, dan terakhir pukul 20.00 WIB. Setelah mengisi, lalu keluar dan berhenti. Mungkin istirahat. Barulah ada api dan sopir panik, mobil berjalan terus menabrak pikap, ” ungkap Kompol Yusuf kepada DI’sWay Malang Post.
Versi kedua, mikrolet belum mengisi bahan bakar, kemudian terbakar bagian depannya. Mobil kemudian berjalan sendiri menabrak pikap di tangki mesin pengisian nomer dua (solar dan premium).
Versi lain, mikrolet terbakar sebelum mengisi BBM di belakang pikap. Namun versi ini belum pasti. Syahroni, putra pemilik SPBU, sempat mendapatkan informasi itu.
“Mau masuk, terus berhenti dan terbakar. Sopirnya panik dan keluar terus tidak jadimengisi. Pikap di depannya yang isi BBM,” ungkap Syahroni.
Ali, karyawan SPBU, selaku pengawas mengatakan hal sama. Kata saksi, sopir mikrolet masih ada dan belum mengisi BBM. Saksi lain menyebut sopir keluar setelah mengisi BBM.”Nanti bisa dilihat dari CCTV,” ungkap Ali Mansyur.
Polisi masih terus menyelidiki kejadian ini. Jumat (19/3) pagi, datang anggota Inafis Satreskrim Polresta Malang Kota. Anggota mengambil beberapa bukti di lokasi, terutama dalam mikrolet.
Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Tinton Yudha Riambodo SIK, mengungkapkan sesuai keterangan saksi, mobil lebih dulu terbakar. Menurut Tinton, kunci jawaban kejadian ini nanti bisa terungkap dari keterangan sopir mobil. Ia pun enggan menyimpulkan apakah mobil itu angkutan umum seperti mikrolet.
Perihal sopir mobil, petugas masih terus mencari keberadaannya. “Masih kami dalami. Apakah ia (sopir mikrolet-red) disuruh ataukah kehendaknya sendiri. Jenis yang terbakar, mobil kayak angkutan umum. Kami belum menyimpulkan, terkait apa yang di dalamnya, perlu pendalaman lagi,” tambahnya.
Tinton menambahkan, sejumlah saksi telah dimintai keterangan, termasuk operator SPBU. Namun, perihal kamera CCTV, pihaknya belum mendapatkannya. Di lokasi memang ada lebih dari tiga CCTV.
“Mobil itu memang indikasinya, terbakar dulu. Ada letupan dulu. Barulah, karena panik, sopir lari dan mobil berjalan sendiri, mendekati pikap,” ungkap Tinton dalam jumpa pers, Jumat (19/3) sore.
CCTV masih didalami, informasinya tidak terecord. Petugas juga belum menemukan operator CCTV. “Soal titik dan sumber api, kami masih koordinasi dengan pihak labfor (laboratorium forensik),” pungkas Tinton. (Santoso FN-Eka Nurcahyo)