Batu – Percepatan pertumbuhan ekonomi pada tingkat desa, menjadi perhatian Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dia berharap penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) bisa tersalur tepat waktu.
Ini ditandaskan saat menghadiri diklat ‘Peningkatan Kapasitas SDM Bagi Pemdes se Jatim di Hotel Orchid, Desa Pesanggrahan, Kota Batu, Selasa (16/3).
Khofifah juga menginstruksikan, agar Perdes dan APBDes segera diselesaikan. Karena sejatinya, Perdes dan APBDes sudah harus rampung 31 Desember 2020. Namun hingga bulan Maret, ada sejumlah Pemdes yang belum menyelesaikan dua komponen tersebut.
Padahal komponen itu sangat dibutuhkan untuk mempercepat pencairan anggaran program. Contohnya seperti bantuan sosial. Sehingga, ketika kedua komponen itu sudah terpenuhi, bisa mempercepat penyaluran.
Maka dapat mempercepat pelaksanaan program penguatan di tingkat desa. Salah satunya melalui dana desa (DD) yang didalamnya terdapat program BLT DD.
“Ini karena, angka kemiskinan tertinggi berada di kawasan pedesaan. Tingginya disparitas kemiskinan antara kota dan desa dapat diatasi dengan mengoptimalkan dana desa. Serta mempercepat penyaluran bantuan sosial,” jelas Kofifah kepada Di’s Way Malang Post.
Maka dari itu harus segera dipetakan warga-warga desa yang menerima program bansos. Baik dari program keluarga harapan (PKH) dan BLT DD. Itu karena, percepatan penyaluran BLT DD, berpengaruh signifikan terhadap hasil survey sosial ekonomi nasional (susenas).
Survei itu telah dilakukan pada 1-15 Maret dan 1-15 September tahun kemarin. Dengan indikator yang dijadikan acuan tingkat konsumsi masyarakat.
Sementara itu, Walikota Batu, Dewanti Rumpoko mengatakan, jika tingkat kemiskinan di Kota Batu sangat kecil. Angka kemiskinan yang kecil itu berkat keberadaan pariwisata di Kota Batu. Sehingga dapat menopang kondisi ekonomi Kota Batu.
“Kami berharap semoga pandemi ini bisa segera selesai. Sehingga roda perekonomian bisa kembali berputar,” ujar Dewanti.
Kata dia, Kota Batu dalam perkembangan covid-19 sudah kondusif. Dimana tingkat kesembuhan telah mencapai 90 persen. Akan tetapi tingkat kematian masih terbilang cukup tinggi.
“Namun yang jelas setelah adanya PPKM perkembangannya sudah sangat luar biasa. Sehingga berdampak pada angka persebaran yang makin rendah. Semoga tren positif ini bisa terus berlanjut,” tandasnya. (ano/jan)