DENGAN berhasilnya uji klinis I Vaksin Nusantara (Vaknus), lalu adanya dorongan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) –untuk terus mengembangkan vaksin dalam negeri termasuk vaknus– para tokoh ramai-ramai mendukung dan mendorong segera terwujudnya vaknus. Mereka berharap karya anak bangsa ini segera bisa digunakan secara luas untuk Rakyat Indonesia.
Di antara dukungan itu datang dari mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Dia siap menjadi relawan uji klinis fase 2. Menurut Dahlan, metode yang dipakai pada vaknus mirip stem cell yang pernah dia jalani. Meyakinkan. Karena dari diri sendiri, diolah lalu dikembalikan kepada diri pasien itu.
Dahlan banyak melakukan tindakan medis untuk mengatasi berbagai musibah sakit yang menderanya –terberat; transplantasi hati di Tiongkok 2007 dan aorta dissecrion, yakni memasang puluhan ring karena dinding pembuluh darahnya pecah– beberapa waktu setelah ganti hati. Setelah lolos semuanya, dia sering stem cell, di Surabaya saja. Juga selalu senam pagi. Kini kebugarannya mirip anak muda. Kena covid-19 sudah dilewatinya.
Mekanisme seperti stem cell unt Vaknus itu yang membuatnya yakin bahwa vaknus itu sangat baik.
Selain Dahlan, mantan Ketua MK Handan Zoelva juga mendukung. Begitu pun sejumlah anggota Komisi IX DPR RI (DI’s Way Malang Post 19/2/2021). “Proses uji klinis fase 2 di RS dr Kariadi Semarang, sebagai lanjutan fase 1, perlu didukung semua pihak. Akan mengurangi ketergantungan terhadap vaksin impor. Metodologinya juga meyakinkan,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP, Dewi Aryani. Komisinya juga telah menggelar raker bersama Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3). Materi yang dibahas tentang dukungan pemerintah terhadap pengembangan vaksin dalam negeri, termasuk Vaknus.
Para tokoh masyarakat di Malang Raya pun ikut mendukung agar vaknus yang diinisiasi mantan Menkes dr Terawan Agus Putranto itu, terwujud. Mereka yakin akan keberhasilan teknik sel dendritik itu: ambil darah pasien, diolah, lalu darahnya dikembalikan dengan segenap kemampuan anti virus. (Eka Nurcahyo)