
Ilustrasi penyimpanan bahan makanan di kulkas.(Thinkstockphotos)
Pada masa covid-19 ini memaksa kita untuk membatasi aktifitas di luar rumah karena adanya physical distancing dan PSBB. Banyak took yang tutup pukul 8 malam dan pembatasan kapasitas pengunjung di tempat belanja. Keadaan ini menyebabkan panic buying, dimana masyarakat membeli seluruh persediaan rumah sampai bahan makanan untuk seminggu atau sebulan kedepan.
Namun banyak makanan yang disimpan cepat membusuk karena penyimpanan sembarangan. Kerusakan makanan sangat dipengaruhi oleh aktivitas mikroba.
Pengendalian mikroba dapat dilakukan dengan control suhu dan penempatan yang baik pada bahan makanan karena ada yang bersifat perishable (mudah rusak seperti telur, susu, daging, buah dan sayur) dan non-perishable (tidak mudah rusak)(Aung & Chang, 2014; Onggo et al., 2019). Berikut merupakan panduan penyimpanan bahan makanan berdasarkan jenisnya:
- Makanan kering
- Bahan makanan ditempatkan menurut golongan/jenis bahan makanan. Untuk sereal, tepung-tepungan, roti, beras, bumbu, umbi-umbian disimpan dalam suatu wadah tertutup kedap udara.
- Beri label tanggal beli
- Gunakan bahan makanan yang disimpan terlebih dahulu (FIFO = First in First Out).
- Letakan di rak bertingkat yang cukup kuat dengan jarak bahan makanan dan lantai 15 cm, jarak bahan makanan dan dinding 5 cm, jarak bahan makanan dan langit-langit 60 cm.
- Simpan bahan makanan pada suhu ruang (10o -25oC).
- Ikan
- Cuci bersih ikan yang baru dibeli dengan air mengalir, kemudian potongkecil-kecil, jika digunakan dalam jangka panjang
- Keringkan dengan lap bersih.
- Simpan dalam wadah tertutup atau plastic wrap. Beri label kapan ikan dibeli
- Simpan pada suhu<-10oC
- Daging
- Cuci bersih daging yang baru dibelidengan air mengalir kemudian potong kecil-kecil.
- Keringkan dengan lap bersih.
- Simpan dalam wadah tertutup/plastic wrap. Beri label dengan menuliskan tanggal kapan daging dibeli
- Simpan pada suhu<-10oC – < -50oC
- Buah dan Sayur
- Cuci bersih makanan yang baru dibeli dengan air mengalir dan keringkan dengan lap bersih.
- Pisahkan setiap jenis sayur dan buah, kemudian simpan dalam wadah tertutup atau di plastic wrap.
- Beri label tanggal kapan bahan dibeli
- Simpan pada suhu10oC

- Hal diatas dimaksudkan untuk mencegah kontaminasi fisik (serangga) dan kontaminasi biologis (jamur). Jika semua bahan disimpan sesuai suhu pada table akan menghambat bakteri seperti, Salmonella, S. Aureus, Streptococci, E. coli, Shigella yang dapat mempercepat pembusukan dan menurunkan kualitas bahan makanan
- Penyimpanan juga dapat dilakukan pada bumbu dan bahan yang akan diproses untuk setiap kali masak, dipisahkan berdasarkan masing-masing menu. Misal untuk hari senin menu yang akan dihidangkan yaitu rawon, tumis kangkung dan oseng tempe. Siapkan semua bahan, khusus untuk rawon terpisah dengan bahan untuk oseng tempe dan juga terpisah dengan bahan untuk tumis kangkung. Daging untuk rawon yang akan dimasak hari Senin dipisahkan dalam wadah berbeda dengan daging lain untuk cegah penurunan kualitas dan pencemaran pada daging lain. Terapkan juga pada bahan makanan untuk menu lainnya.
- Gunakan peralatan berbeda untuk tiap jenis bahan makanan yang diolah. Misal pisau untuk memotong bawang berbeda dengan pisau untuk memotong daging.
- Pastikan semua peralatan yang akan digunakan telah bersih dan dicuci dengan sabun.
- Jangan lupa untuk rutin membersihkan rak penyimpanan bahan makanan dan kulkas agar kualitas bahan makanan tetap baik.
Nah setelah membaca penjelasan diatas, semoga kita dapat mengatur persediaan bahan makanan lebih baik lagi. Dengan memanajemen penyimpanan makanan sesuai penjelasan diatas, akan meminimalisir kegiatan belanja. Sehingga dapat meminimalisir penyebaran Covid-19. Karena makanan yang baik, bersih dan sehat akan menurunkan resiko terjadinya penyakit dan meningkatkan imun tubuh, sehingga produktivitas kita meningkat meskipun di masa pandemi. (*)
*Penulis : Syahvira Kanza Herstyana Putri S.Gz – Mahasiswa Profesi Dietisien Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya