Surabaya – Sebanyak 1,25 ton ikan bandeng dipanen dari hasil budidaya tambak satu hektar, melalui sistem silvofischer. Sistem ini diterapkan Pemkot Surabaya, menggabungkan sektor perikanan dengan memperhatikan kelestarian hutan mangrove.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan: seluruh aset Pemkot yang tidak dimanfaatkan, akan difungsikan untuk kepentingan masyarakat. Terlebih saat pandemi covid-19, banyak warga yang mengalami PHK dan butuh pekerjaan.
“Karena itu, tanah aset Pemkot kita manfaatkan. Kalau itu berupa tambak, kita berikan benih dan dikerjakan masyarakat. Hasilnya diambil masyarakat. Kalau tanahnya bukan tambak, kita manfaatkan untuk padi dan tanaman lainnya. Insya Allah intinya satu. Seluruh aset pemerintah kota kita gunakan maksimal untuk menunjang perekonomian warga,” kata Eri di sela panen bandeng di Mangrove Wonorejo Surabaya, Jumat (12/3).
Pihaknya sedang melakukan pendataan seluruh aset tanah yang dimiliki pemkot. Dua minggu kedepan selesai dan tanah aset bisa digunakan. “Insya Allah dua minggu ke depan bisa dimanfaatkan masyarakat,” jelas Cak Eri.
Dinsos juga bekerja sama dengan camat, lurah dan RT/RW. Melakukan pendataan pendapatan keluarga. Bagi yang di bawah UMK, pemkot memberikan intervensi. Berupa lapangan kerja atau pemberdayaan ekonomi usaha.
“Kita tanam itu dua rean. Kalau satu rean sekitar 5.000 ekor ikan. Berarti dua rean 10 ribu ekor. Kalau tingkat kematiannya sekitar 10 persen, maka tinggal 7.500 ekor atau 1,2 ton. Kalau tambak yang digunakan 800 sampai satu hektar, aset pemkot. Kita identifikasi yang berupa tambak. Sebagian nanti ada mangrove, sebagian ada tambak, yang memanfaatkan warga. Jadi warga budidaya dan hasilnya bisa dijual untuk membantu perekonomian di situ,” kata Kepala Dinas DKPP, Yuniarto Herlambang. (azt/jan)