Malang – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang punya target. Tahun 2021 menambah komoditi ekspor. Ini menyusul capaian tahun 2020. Telah diekspor delapan komoditi, variasi buah dan sayuran.
Harapannya, tiga komoditi tahun ini bisa bersaing di pasar international. Yaitu, ketela rambat, tanaman porang dan sorgum.
“Tahun ini rencananya adalah ketela rambat dari Pakis, tanaman porang dari Ampelgading dan sorgum dari Sumberpucung. Saat ini kami masih mencari market untuk itu,” ujar Kepala DTPHP Kabupaten Malang, Budiar Anwar.
Komoditi yang lebih dulu bersaing di pasar ekspor antara lain: alpukat dari Lawang, pisang dari Ampelgading, jeruk dari Dau, salak dari Gondanglegi dan lainnya. Beruntungnya, produksi komoditi tersebut tidak begitu terpengaruh atas pandemi covid-19.
DTPHP mencatat kenaikan jumlah produksi. Semula 15 ton menjadi 25 ton per harinya. Produksi lain yang juga tidak terlalu terpengaruh pandemi adalah gabah kering. Tahun lalu, pihaknya mencatat produksi mencapai 400-500 ton.
“Kita masih surplus di Jatim. Tahun ini, harapannya bisa naik. Kalau saya berharap tetap di angka 500 ton,” pungkasnya.
Terpisah, Bagus Yudhono seorang pemilik kebun pisang di Ampelgading menuturkan. Pihaknya ikut andil mengirim hasil kebunnya ke luar negeri. Bedanya, produknya dikirim melalui Kota Bandung. Kemudian diteruskan ke Negeri Paman Sam.
“Hasilnya dibagi dua. Karena rekan saya di Bandung punya sertifikat phytosanitary. Sebagai syarat pengiriman tanaman ke luar negri. Sedangkan saya tidak punya,” ujar Bagus.
Menurutnya, lebih baik membayar pajak ke daerah sendiri. Karena uang yang masuk bisa penuh.
“Menurut saya, lebih baik menguntungkan daerah sendiri daripada daerah lain. Kami harap Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura kedepannya bisa memfasilitasi terkait sertifikat ini,” pungkasnya. (riz/jan)