
Malang – Rabu (10/3) ini di Rayz UMM Hotel, Jalan Raya Sengkaling, Jetis, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. 47 voter akan memilih Ketua Umum Asosiasi Kota (Askot) PSSI Kota Malang. Dua kandidat bersaing untuk menduduki pimpinan cabang olah raga sepak bola ini. Sang petahana, Dr. Haris Thofly, SH., M.Hum. dan sang rival Dr. Nurcholis Sunuyeko, MSi.
Mereka memang bukan orang asing di sepak bola di Kota Malang. Kiprahnya juga tak diragukan lagi. Masing-masing, juga memiliki dukungan yang tidak sedikit. Karenanya, proses pemilihan ini, diramalkan bakal berlangsung ketat.
Haris Thofly yang merupakan Ketum Askot PSSI Kota Malang, periode 2017-2021 dan pembina klub PS Setia UMM, jika merujuk pada pemilihan lima tahun lalu, sukses mengantongi 29 suara. Lebih dari separuh jumlah voter.
Sedangkan Nurcholis, yang juga Pembina PS IKIP Budi Utomo, Wakil Ketum KONI Kota Malang dan mantan Ketum FORKI Malang, waktu lalu didukung 18 voter.
Namun bisa jadi dalam pemilihan esok, formasinya akan berubah. Karena di atas kertas, beberapa voter sempat mengeluhkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan Haris Thofly. Salah satunya adalah kompetisi internal Persema, yang disebut-sebut sempat menjadi rujukan asosiasi kota lainnya, justru tidak tergelar.
‘’Sampai saya lupa, kapan ada kompetisi internal Persema lagi. Soalnya sudah lama tidak ada. Padahal kita punya klub Divisi Utama sampai divisi paling bawah. Belum yang kelompok umur,’’ kata salah satu pemilik klub yang terdaftar sebagai anggota Persema. Sayang dia tidak mau disebutkan namanya.
Belum lagi, keberadaan Persema sendiri dalam kompetisi di Indonesia, juga tak beranjak dari ‘kelompok’ divisi terbawah. Masih di Liga 3 regional Jatim.
‘’Kapan lagi lihat Persema main sama tim-tim Liga 1. Kok rasa-rasanya belum ada bayangan. Padahal dulu, pemain Persema diambil dari pemain yang turun di kompetisi internal. Sekarang malah gak ada,’’ imbuh si pemilik klub Divisi Utama Persema ini.
Sayangnya ketika hal itu dikonfirmasi ke Haris Thofly, tidak ditemukan jawaban. Dihubungi via telepon, tidak ada nada sambung. Namun orang terdekatnya, menyebut tidak digelarnya kompetisi karena ada pandemi Covid-19. Termasuk juga diantaranya karena dana yang dikucurkan KONI Kota Malang, sangat jauh berkurang.
‘’Ya memang susah mau menggelar kompetisi untuk semua level. Kondisinya memang belum memungkinkan,’’ katanya, yang juga tidak mau disebut nama.
Sedangkan sang penantangnya Nurcholis, justru terlihat santai saja, saat dekat hari pemilihan. Bahkan beberapa orang terdekatnya menyebut, masuknya Rektor IKIP Budi Utomo ini dalam kandidat Ketua Umum Persema, karena guyonan.
‘’Bapak itu kan guyonan, awalnya. Tapi kok kemudian banyak yang mendukung. Katanya, siapa tahu dengan guyonan ini, bisa mengalahkan penguasa bola di Kota Malang,’’ ujar Ali Badar, Pengelola PS IKIP Budi Utomo, salah satu klub anggota Persema.
Hanya saja, kata dia, salah satu yang menjadi kepentingan Nurcholis, untuk mau maju kembali. Karena untuk melihat sepak bola di Kota Malang ini, kembali moncer. Seperti saat Stadion Gajayana bergemuruh, ketika Persema menjamu tim-tim papan atas kompetisi profesional di Indonesia.
‘’Gak muluk-muluk. Bagaimana caranya sepak bola di Kota Malang kembali dipandang orang. Karena Persema ini adalah tim tertua di Indonesia. Masak nasibnya sekarang seperti ini,’’ tegasnya.
Sementara itu, Komite Pemilihan (KP) Kongres Luar Biasa (KLB), Asosiasi Kota (Askot) PSSI Kota Malang 2021, telah resmi memutuskan 17 calon tetap. Masing-masing dua calon Ketua Umum (Ketum), dua calon Wakil Ketua Umum (Waketum) dan 10 calon Anggota Exco (Executive Committee) periode 2021-2025.
Merekalah yang akan bersaing menjadi Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan para anggota komite eksekutif Persema. (act/rdt)