Jakarta – Kementerian Riset Teknologi / Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek BRIN), terus memonitor perkembangan vaksin Merah Putih. Pengembangan vaksin tersebut, saat ini sudah pada tahapan penelitian berskala laboratorium. Atau lab skill research dan tahapan faktor ekspresi. Untuk mempersiapkan pengadaan vaksin, hingga tahap industrialnya, pemerintah menjamin produksi vaksin Merah Putih, akan ada dalam jumlah besar.
Karenanya, pemerintah membuka peluang industri swasta nasional, untuk bekerjasama. Ikut mensukseskan percepatan pengembangan vaksin Merah Putih. Yang akan jadi modal bangsa, untuk menghadapi pandemi Covid-19 jangka panjang.
‘’Dibuka seluas-luasnya. Di bawah koordinasi pemerintah untuk hilirisasi. Baik meningkatkan kapasitas produksi, memfasilitasi proses uji pre klinis dan uji klinis, maupun meluaskan target pasar,’’ jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB.
Apalagi jika Indonesia bisa memproduksi vaksin sendiri, otomatis akan menjamin terpenuhinya kebutuhan vaksinasi. Indonesia, kata Wiku, juga berpotensi besar, untuk aktif mencapai ketahanan kesehatan global.
Hingga saat ini, pengembangan vaksin Merah Putih, merupakan kolaborasi lembaga riset, lembaga pemerintah non kementerian dan perguruan tinggi. Seperti LBM Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga dan Universitas Gajah Mada.
Pengembangannya menggunakan platform protein rekombinen, viral factor termasuk inactivated virus dan genetik menggunakan DNA atau MRNA. Dalam pengembangan vaksin, tidak hanya menggunakan pendekatan medis. Namun melibatkan unsur lain yang kompleks.
Prosedur dan cara kerja, sesuai standar atau mengacu good manufacturing practice. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala Badan POM RI Tahun 20212 tentang Penerapan Pedoman Cara Lembuatan Obat Yang Baik.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan terus berupaya mempermudah akses bagi masyarakat mendapatkan vaksin. Seperti memperpendek jarak jangkauan bagi warga lansia, mengakses vaksin dekat dari rumah, hingga mendekatkan lokasi vaksinasi bagi para pelaku pariwisata.
Bagi warga lanjut usia (lansia), Kemenkes tengah mempersiapkan surat edaran. Agar warga lansia dapat memperoleh vaksin, di lokasi terdekat dari tempat tinggalnya.
‘’Dengan demikian para lansia tidak harus mengantri dan bepergian jauh sampai ke fasilitas kesehatan di ibukota provinsi untuk memperoleh vaksin,’’ jelas Prof Wiku.
Khusus lansia yang memiliki KTP DKI Jakarta, saat ini sudah bisa mengakses vaksin secara drive thru. Layanan ini sudah dibuka mulai Rabu, 3 Maret 2021 lalu dan akan terus berlangsung hingga akhir 2021 mendatang. Vaksinasi beroperasi setiap hari. Dengan jam pelayanan vaksin dimulai pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB. Para lansia ber-KTP DKI Jakarta, cukup mendaftarkan diri melalui layanan aplikasi kesehatan Halodoc.
Diharapkan melalui layanan vaksinasi Drivethru, jumlah antrian vaksinasi lansia di fasilitas kesehatan di DKI Jakarta akan berkurang. Dan mempermudah para lansia mendapatkan akses vaksin Covid-19.
‘’Perlu diingat, kerjasama yang dijalin dengan Halodoc dan Gojek, bukan merupakan bentuk komersialisasi vaksin Covid-19. Kerjasama ini merupakan upaya meningkatkan cakupan vaksinasi di provinsi DKI Jakarta. Selain itu program vaksinasi drivethru ini gratis dan tidak dipungut biaya,’’ lanjut Wiku. (* rdt)