
PERESMIAN: Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian LHK, MR Karliansyah saat meresmikan IPAL di Dusun Macari, Desa Pesanggrahan, Kota Batu. (Foto: Ananto/HARIAN DI’S WAY MALANG POST)
PERESMIAN: Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian LHK, MR Karliansyah saat meresmikan IPAL di Dusun Macari, Desa Pesanggrahan, Kota Batu. (Foto: Ananto/HARIAN DI’S WAY MALANG POST)
Batu – Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) paling unik di Indonesia, ada di Kota Batu. Disebut unik karena lokasinya. Biasanya bertempat terpisah. Namun yang ini berada satu tempat dengan pemukiman warga padat penduduk. Dibuat sendiri oleh masyarakat setempat.
Tepatnya di Dusun Macari, Desa Pesanggrahan, Kota Batu. Diresmikan Rabu (3/3),oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, MR Karliansyah.
“IPAL yang ada disini unik. Satu-satunya di Indonesia. Karena ada di pemukiman padat penduduk. Selain itu, juga dibangun sendiri oleh masyarakat. Dari segi letak, biasanya terpisah. Namun di sini berada di bawah jalan kampung,” tuturnya kepada Di’s Way Malang Post.
“Pembangunan IPAL ini sesuai dengan amanah UUD 1945 pasal 28 Huruf H. Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Serta berhak memperoleh layanan kesehatan,” lanjutnya.
Ia menjelaskan, jika tahun ini, nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) berada di angka 70.2. Nilai itu melebihi target rencana pembangunan jangka menengah nasional yang hanya 68.5. Namun hal itu tak diikuti oleh kualitas air. Nilainya masih berada di angka 53. Karena seharusnya nilainya 55.
“Saya lihat, disini proses pengolahannya pun lengkap. Mulai dari pengolahan fisika, kimia hingga biologi. Jika limbah domestik bisa diolah, maka indeks airnya juga akan meningkat,” katanya
Sejatinya tahun lalu di Kota Batu akan dibangun empat IPAL. Saat ini baru terbangun satu unit. Karena masih pandemi. Sehingga ada refocusing anggaran untuk penanganan pandemi. Maka, ia menginstruksikan kepada jajarannya agar tiga titik tersisa bisa segera diselesaikan pekan depan.
Direktur Pengendalian Pencemaran Air, Ditjen Kementerian LHK, Luckmi Purwandari mengatakan: akan semaksimal mungkin merealisasikan tiga proyek yang belum selesai. Di setiap titiknya ada anggaran Rp 500 hingga Rp 600 juta.
“Tiga titik yang tersisa itu berada di Kelurahan Sisir, Temas dan Ngaglik. Sementara itu untuk pembangunan IPAL di Dusun Muncari ini menelan anggaran sebanyak Rp 394.425 juta,” ungkapnya.
Kata dia, pembangunan IPAL di Dusun Macari selesai dikerjakan November 2020. Sejak saat itu, operasionalnya sudah berfungsi. Menggunakan teknologi penyaringan dulu. Jadi air limbah dari rumah disaring. Proses itu dilakukan di bawah jalan. Kenapa di bawah jalan? ini karena keterbatasan lahan. Karena kawasan itu merupakan daerah padat penduduk.
Cara kerjanya: limbah dapur, mandi dan kakus dialirkan ke IPAL. Kemudian mengalami proses pengendapan. Lalu netralisasi melalui tahapan fisika, kimia dan biologi. “Proses biologi ini melalui anaerobik dengan mencampurkan bakteri. Sehingga air yang tadinya keruh menjadi bersih,” terangnya. Daya tampungnya 60 KK. Namun saat ini, baru ada 55 KK yang terdaftar. Masih bisa menampung lima KK. Daya tampung limbah 24 meter kubik per hari.
Sementara itu, Wawali Batu, Punjul Santoso mengatakan: kehadiran IPAL di Dusun Macari menjadi terobosan positif. Mendukung terciptanya lingkungan sehat dan bersih. Apalagi Kota Batu banyak kehilangan mata air. Awalnya ratusan, kini tinggal 50-60 saja. “Maka dari itu, upaya untuk mengembalikan kondisi air menjadi lebih baik adalah langkah bijak. Manusia sangat tergantung dengan air, maka harus bijak memanfaatkannya,” katanya.
Ini karena, sumber air di Kota Batu menghidupi 18 Kabupaten dan Kota se Jawa Timur. Jika sumber mata air kualitasnya menurun. Maka dampaknya juga akan terasa di daerah lain. Selain itu, ia juga menjanjikan akan menaruh ikan di selokan yang menjadi lokasi mengalirnya hasil pengolahan limbah. “Karena, dengan kondisi air yang sudah bagus. Maka dapat disebarkan benih ikan,” tandasnya. (ano/jan)