Surabaya – Meski sejumlah daerah di Jatim dilanda banjir, proyeksi produksi padi di Jatim pada 2021 mencapai 11,94 juta ton gabah kering giling (GKG). Proyeksi ini dari dari 2,11 juta hektare (ha) sasaran luas panen.
Sedang produksi jagung diperkirakan mencapai 7,12 juta ton pipilan kering dari sasaran luas panen 1,27 juta ha. Sasaran produksi kedelai pada 2021 sebesar108.992 ton biji kering, dari 75.539 ha luas panen.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Dr Ir Hadi Sulistyo MSi. Menurut Hadi, target Dinas Pertanian sepanjang tahun 2021 di antaranya mengembangkan subsektor tanaman pangan.
“Dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, dan adanya tren pertumbuhan jumlah penduduk, maka tanaman pangan, terutama padi dan jagung menjadi komoditas strategis. Ini menjadi basis utama dalam pembangunan pertanian ke depan,” kata Hadi.
Sedang pengembangan pangan alternatif, lanjut Hadi, dari aneka kacang dan umbi, juga menjadi komoditas yang dipertimbangkan untuk penguatan cadangan pangan. Rencana program 2021 subsektor tanaman pangan adalah peningkatan kapasitas produksi.
“Ini bisa dijangkau melalui intensifikasi pertanian, pengamanan produksi melalui penanganan pasca-panen, pengembangan pertanian modern melalui pengembangan korporasi petani. Juga penggunaan mekanisasi pertanian, serta mendorong pengembangan smart farming,” katanya.
Target pengembangan komoditi hortikultura di Jatim adalah meningkatkan produksi dan daya saing. Ini merupakan langkah terintegrasi yang didukung berbagai pihak dalam pembangunan sistem perbenihan, produksi hingga pada logistik secara komprehensif.
“Pembangunan tanaman hortikultura menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi di Jawa Timur,” lanjut Hadi.
Seperti diketahui, bencana banjir yang melanda sejumlah daerah di Jatim mengakibatkan kerusakan tanaman dan lahan pertanian. Juga terjadi puso atau gagal panen. Namun dari hasil laporan, terpantau jumlah puso di Jatim relatif kecil. (azt/ekn)