Malang – Melalui perjalanan udara panjang, 35 jam lebih dari Bandara Sao Paulo Guarulhos, di Rio de Janeiro, Brasil, akhirnya pelatih penjaga gawang Arema FC, Felipe Americo Martins Goncalves, menjejakkan kakinya di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Senin (1/3) dinihari.
Namun dia tak bisa langsung bertolak melanjutkan perjalanan ke Malang. Lantaran tertahan di Jakarta dalam beberapa hari. Untuk mengikuti prosedur kedatangan WNA di Indonesia.
‘’Prosedur protokol kesehatan Covid-19 dan keimigrasian, harus saya jalani dulu di Jakarta. Ini juga berlaku secara ketat bagi semua penumpang internasional. Begitu datang masuk wilayah Indonesia. Ada pemeriksaan dokumen kesehatan dan pengecekan protokol medis serta karantina pencegahan Covid-19 selama lima hari di Jakarta. Setelah itu selesai, baru saya ke Malang,’’ ujar Felipe Americo, kepada Di’s Way Malang Post via pesan whatsapp-nya.
Sejatinya pelatih kelahiran Rio de Janeiro, Brazil, 5 Juli 1982 tersebut, memiliki jadwal tiket penerbangan bersama playmaker tim Singo Edan, Bruno Smith Nogueira Camargo. Tanggal 27 Februari 2021 lalu. Namun pemain asal Sao Paulo, Brasil itu masih terkendala visa masuk ke Indonesia.
Selain juga Bruno Smith belum mengantongi KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas). Sehingga dia terganjal Permenkumham RI Nomor 11 Tahun 2020, yang membatasi lalu lintas orang dan warga negara asing, melalui pintu-pintu pemeriksaan keimigrasian. Selama pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).
‘’Tidak mudah untuk melakukan penerbangan dari sebuah negara ke negara lain, di masa pandemi Covid-19. Selain membuat visa, saya di Brasil juga harus melakukan swab test dan PCR test (polymerase chain reaction),’’ jelasnya.
‘’Semua hasilnya negatif Covid-19. Setelah itu saya harus urus untuk dapatkan health certificate Covid-19 atau surat keterangan sehat bebas Covid-19. Baru terakhir membuat fit to fly certificate. Atau surat keterangan layak terbang untuk bisa naik pesawat dari Brasil ke Indonesia,’’ imbuh Felipe.
Perjuangan mantan pelatih kiper Barito Putera pada Liga 1 musim 2018 dan 2017 tersebut, tidak sampai disitu saja. Sesampainya di Indonesia, dia belum bisa melenggang bebas meningggalkan Bandara Soekarno-Hatta.
Disamping pemeriksaan rutin dokumen keimigrasian bagi wanga negera asinng. Dia harus melewati serangkaian prosedur protokol medis Covid-19 super ketat. Mulai pemeriksaan health certificate Covid-19, fit to fly certificate dan surat hasil swab Test dan PCR dari negara asalnya. Juga melakukan swab tets ulang. Termasuk rekomendasi jalani karantina selama lima hari ke depan, di tempat yang telah ditentukan oleh Satgas Covid-19.
‘’Senang semua prosedur bisa saya lewatkan dengan bagus dan lancar. Sejek dari Brasil sampai Jakarta. Tinggal ada karantina lima hari di Jakarta. Mungkin saya ke ke Malang tanggal 4 atau 6 Maret. Sampai di Malang, saya juga ada periksa protokol kesehatan Covid-19,’’ sebutnya.
‘’Setelah itu baru bisa istirahat dan ikut latihan bersama tim. Senang bisa kembali ke Indonesia lagi. Meski melelahkan perjalanan di pesawat (Qatar Airways,red) dari Rio de Janeiro transit Qatar dan ke Jakarta. Tak apa ada dan banyak pemeriksaan medis Covid-19, karena ini demi kesehatan semua orang bukan saya saja,’’ tandas mantan pelatih kiper Botafogo FR U20 Campeonato Brasileiro Sub-20 itu. (act/rdt)