Jakarta – Setiap orang tua tentunya menggantungkan harapan besar pada putra-putri yang dilahirkannya. Orang tua berharap, kelak anak-anaknya bisa berhasil, sukses dan menjadi yang terbaik, sehingga bisa membanggakan orang tua.
Berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi harapan tersebut. Memberikan kasih sayang. Mencukupi kebutuhan fisik dan mental buah hati. Dan memberikan pendidikan terbaik agar sang anak bisa sukses.
Namun terkadang, orang tua justru memiliki harapan yang terlalu tinggi pada anaknya. Bahkan cenderung memaksakan kehendak. Ketika anak gagal, beberapa orang tua juga menunjukan kekecewaan yang berlebih pada anaknya. Hal ini ternyata memiliki dampak negatif loh bund.
Berikut ini adalah dampak yang terjadi ketika berharap terlalu tinggi pada anak.
Merasa terbebani
Ketika ekspektasi atau harapan orangtua kepada anak terlalu tinggi, tentu sang anak akan merasa memiliki tanggung jawab besar untuk mewujudkannya. Namun terkadang hal itu justru membebani hati dan pikiran anak.
Bisa saja anak sebenarnya merasa cemas dan takut kalau ia mengecewakan orangtuanya. Anda sebagai orang tua tentunya tidak ingin khan kalau anak anda merasa terbebani.
Risiko Gangguan Mental
Jika seseorang mendapatkan tekanan yang besar, tentulah meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental. Begitupula pada anak. Keinginan orang tua yang terlalu membebaninya bisa memicu stress. anak juga rentan mengalami gangguan kecemasan hingga depresi. Mungkin saja si anak berpikir kalau kegagalannya akan membuat kasih sayang dari orangtuanya berkurang.
Gangguan Kesehatan Hingga Cedera
Selain berdampak pada mental, anak yang memiliki tekanan yang besar akibat harapan orang tua yang terlalu tinggi juga rentan mengalami gangguan kesehatan bahkan cedera. Mengutip IDNTimes, biasanya anak dengan tekanan akan mengabaikan keluhan kesehatan yang dirasakan agar harapan dan tujuan yang diinginkan tercapai.
“Sejumlah dokter melaporkan bahwa anak-anak sering menderita sakit maag dan sakit kepala akibat kelelahan dan stres,” kata pakar anak-anak, William Doherty dari University of Minnesota, seperti ditulis tirto.
Berperilaku Buruk
Alih-alih membanggakan orang tua. Saat anak mendapatkan tekanan untuk hasil yang baik, terkadang anak akan melupakan proses yang harus dilalui. Kondisi ini membuat anak memikirkan “jalan pintas” sehingga membuat anak rentan berperilaku buruk. Misalnya, mencontek agar nilai memuaskan.
Bakat Minat Terpendam
Setiap anak memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Terkadang keinginan orang tua yang tidak sesuai dengan bakat anak, bisa membuat bakat dan minat anak terus terpendam. Karena ia tidak memiliki ruang untuk berekspresi.
Misalnya, anak yang memiliki bakat seni, lalu dipaksa untuk pintar sains. Tekanan orang tua akan memaksa anak untuk menyukai sains, agar nilainya sesuai keinginan orang tua. Perlahan bakat dan minat anak dalam bidang musik tidak terasah dengan baik. Pada akhirnya ia tidak sepenuh hati mencintai sains, dan bakat seninya juga tidak berkembang.
Sebagai orang tua, anda boleh punya harapan pada anak. Namun ada harus menyesuaikannys dengan kemampuan anak. Komunikasi yang baik dengan anak akan membantu anda mencari jalan terbaik untuk kesuksesan putra putri anda.
Jangan sampai pengaruh lingkungan atau gengsimembuat anda memaksa anak menjadi sempurna sesuai apa yang anda, atau bahkan tetangga inginkan. Padahal anak memiliki keinginan yang lain. (hlc/idn/anw)