Malang – Perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro, kembali dilakukan sejak hari ini. Hingga 8 Maret mendatang. Untuk yang kedua kalinya. Atau ke empat kali, jika terhitung untuk seluruh PPKM.
Mengawali PPKM Mikro jilid kedua, Pemerintah Kota Malang akan terus menambah jumlah posko PPKM. Targetnya sampai 4.000 posko RT di seluruh Kota Malang. Saat ini, masih terbentuk sekitar 1.200 posko.
Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji mengatakan, posko PPKM Mikro hingga tingkat RT, diharapkan mampu membangun kesadaran, kedisiplinan dan kepatuhan masyarakat. Dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
‘’Kalau kemarin poskonya ada sekitar 1.200 sekian, nanti sampai 4.000-an (pokso). Jadi targetnya secepatnya,’’ ujar Sutiaji, Senin, (22/2).
Sejak awal, kata mantan anggota DPRD Kota Malang ini, Pemkot Malang ingin PPKM tanpa batas waktu. Hingga pandemi Covid-19 berakhir. Usulan itu telah disampaikan ke Pemerintah Pusat. Nantinya, jeda waktu dua pekan dijadikan untuk bahan evaluasi.
‘’Rupa-rupanya, usulan dari kami dipertimbangkan oleh pemerintah pusat. Bahwa PPKM itu tidak usah waktu. Sampai Covid berakhir. Rupannya dibatasi dua mingguan untuk evaluasi saja. Saya dengar nanti ada PPKM jilid 5. Bisa jadi sampai ke 6,’’ tandasnya.
Pemkot Malang sendiri, memberikan dana insentif untuk seluruh RT. Besarnya, Rp500 ribu. Yang digunakan untuk menunjang pembangunan posko PPKM Mikro.
‘’Dana ke RT untuk Posko PPKM sudah dibagikan. Sejak Rabu (17/2) kemarin. Terkait teknisnya, nanti saya tanyakan kepada setiap RT-nya,’’ tandasnya.
Pelaksanaan PPKM Mikro itu sendiri, menunjukkan dampak positif. Terhadap berkurangnya jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Data dari Satgas Covid-19, dalam tujuh hari terakhir, pertambahan angka kasus sudah di bawah angka 10 kasus. Sebelumnya, pertambahan kasusnya selalu di angka 20 hingga 50 kasus.
‘’Memang frekuensi penularan sudah menurun. Angka kesembuhan juga mulai naik hingga 89 persen. Itu sudah di atas standar provinsi, yang 87 persen,’’ jelas Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Malang, Husnul Mu’arif.
Penurunan angka kasus ini, kata dia, terkait dengan kebijakan PPKM. Baik mulai PPKM hingga PPKM mikro.
‘’Artinya memang penularan ada karena mobilitas masyarakat yang masih tinggi. Dengan ada PPKM, juga berkurangnya tempat-tempat berkumpul, jadi salah satu faktor penurunan angka kasus ini,’’ katanya.
Kendati begitu, kata Direktur RSUD Kota Malang ini, bukan berarti penularan virus juga terhenti. Pertambahan kasus masih terjadi. Justru terjadi secara terpisah-pisah.
‘’Bukan lagi klaster. Tapi terpisah-pisah. Misal ada warga di satu tempat positif, bebarengan itu di tempat lain juga ada,’’ jelasnya.
Tren penularan di titik terpisah itu terjadi, tambahnya, karena tingkat mobilitasnya yang tinggi. Serta abai menerapkan protokol kesehatan. Kendati sudah menurun, dirinya tetap mengimbau agar warga tidak bersikeras untuk melakukan isolasi mandiri.
Karena sampai saat ini, operasional Safe House dan RS Lapangan di Idjen Boulevard, masih disiagakan hingga dipastikan pandemi benar-benar berakhir. Apalagi isolasi di RS yang disediakan, diharapkan bisa menekan laju penularan.
Sebagai informasi, hingga Senin (22/2) ini, total jumlah kasus Covid-19 di Kota Malang mencapai 5.970 orang. Dengan rincian kasus meninggal dunia 530 orang dan yang sembuh sebanyak 5.334 orang. (jof/rdt)