
ANTUSIAS: Peserta workshop begitu antusias mendengarkan materi yang disampaikan CEO Arema Media Grup, Imawan Mashuri. (FOTO: ameg.id)
Malang – Minat anak muda untuk mengenal bisnis media konvergensi cukup besar. Ini terungkap pada mini workshop journalis konvergensi yang digelar Arema Media Grup (Ameg.id) di Graha Malang Post, Sabtu (20/1) pagi.
Mini workshop digelar tatap muka dengan protokol kesehatan cukup ketat. Di ruang berukuran 60 m2, hanya diisi sembilan peserta. Pematerinya menggunakan masker, tak lupa menjaga jarak.
Ameg merupakan konvergensi bisnis radio, media cetak, televisi dan media online. Founder Ameg, Imawan Mashuri di sesi awal menjelaskan: pada era disrupsi seperti sekarang, media melakukan konvergensi adalah sebuah keharusan. Melalui konvergensi, distribusi informasi lebih efektif dan efisien.
Berkaca pada rebornnya New York Times. Sebuah koran besar di Amerika, yang mengalami penurunan oplah. Setelah menerapkan konvergensi media, bisa menjadi titik balik bisnis media. Maka, Arema Media grup bertransformasi. Mengembangkan platform aplikasi media digital. Kontennya menyesuaikan karakteristik media masing-masing dan dikompilasi jadi satu.
Selain bentuk digital, bentuk konvensional juga tidak ditinggal, Tetap dipertahankan. ”Bagi yang tidak sempat melihat TV, mereka mendengar dari radio. Sementara yang tidak sempat dengar radio, akan terpapar informasi lewat online. Jika tidak terpapar semuanya, harapannya mereka akan mendapat informasinya dari koran,” jelas Imawan yang juga owner JTV ini.
Konvergensi Arema Media Grup ini, akan dikhususkan menjadi guidance bagi masyarakat dengan mobilitas di Malang Raya. Media dimaksud: City Guide 911 FM, Di’s Way Malang Post, Arema TV dan Malang-post.com. Workshop ini, juga mendekatkan anak muda dengan media. Karena setiap anak muda memilik medsos. Maka mereka dipahamkan dengan kode etik jurnalistik.
Peserta begitu antusias mengikuti dari awal hingga akhir. Harapannya, peserta bisa menjadi duta dengan ilmu yang didapat. Sehingga sebelum masuk di dunia jurnalis, mereka sudah paham dengan kode etik jurnalis dan menjunjung nilai-nilai profesionalisme.
Event ini akan berlanjut. Karena sebagai bentuk bakti sosial Arema Media Grup. Untuk memberikan pemahaman pada masyarakat dan anak muda tentang jurnalistik. Sehingga masyarakat yang punya medsos, tidak sembarangan memposting sesuatu di ranah publik.
Peserta kali ini, juga diharapkan bisa menyampaikan kepada teman-temannya yang belum sempat ikut. Apa saja yang sudah didapat. Sementara bagi peserta workshop, agar bisa meningkatkan value.
Menambah wawasan dan menjadi triger. Bahwa inilah yang sebenarnya dikerjakan jurnalis. Tidak hanya mengejar rating. Sampaikan pada masyarakat agar bisa membedakan mana produk jurnalistik dan mana yang bukan.
“Saya sangat senang. Banyak ilmu yang didapat. Pengalaman dan cerita motivasi yang luar bisa. Karena pematerinya jurnalis senior dan perintis media. Saya memang tertarik dan suka dengan dunia jurnlais. Juga jurusan saya. Senang bertemu dengan teman-teman di bidang jurnalis. Bisa berbagi cerita. Manfaatnya bagi saya, selain dapat ilmu baru, juga dapat pengetahuan yang luar biasa. Terutama di masa pandemi jarang kegitan di luar. Kemudian ada event offline, tapi dengan penerapan protokol kesehatan,” ujar Nurul Fitria, seorang peserta.
“Kesan saya wow banget. Karena workshop ini, pematerinya wartawan senior yang berpengalaman. Saya merasa ini kesempatan yang tidak akan datang dua kali. Setelah saya datang, ternyata benar. Mendapatkan banyak sekali wawasan luas soal jurnalis. Saya berterima kasih pada Tuhan juga pada Arema Media Grup yang sudah mengadakan workshop ini,” imbuh Sofia Karima yang juga menjadi peserta.
“Manfaat bagi saya, jadi punya wawasan bagaimana prakteknya di dunia nyata. Ternyata gini gini. Saya menjadi termotivasi dan bukan sedekit. Tapi lonjakannya besar banget. Seperti diinfus banyak banget. Menjadi bersemangat. Cita-cita saya memang jadi wartawan. Sehingga saya termotivasi bagaimana bisa kerja di dunia wartawan. Bagaimana menjadi orang hebat dan bermanfaat,” kesannya. (jan/dmp)