Jakarta – Pemerintah segera melanjutkan program vaksinasi Covid-19 tahap kedua dan ketiga. Pada tahap pertama program vaksinasi, diperuntukkan bagi tenaga kesehatan. Target sasarannya 1.468.764 orang, dari total sasaran 181.554.464 orang.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menyebut, tahap kedua dan ketiga itu, diperuntukkan bagi warga lanjut usia (lansia) dan petugas pelayanan publik. Kemenkes mentargetkan selesai pada Mei 2021.
‘’Nantinya pendataan daftar penerima vaksin, merunut data yang dimiliki BPJS Kesehatan, Dukcapil dan hasil koordinasi dari kementerian dan lembaga terkait,’’ jelas Wiku dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB.
Untuk urutan penerima vaksinasi, pemerintah akan menimbang jumlah kasus dan tingkat penularan. Juga kesiapan kapasitas penyimpanan vaksin dan daerah yang telah mencapai target cakupan vaksinasi tenaga kesehatan. Sejauh ini, tidak ditemukan kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI) dalam program vaksinasi Covid-19.
Pemerintah, katanya, tidak akan memulai vaksinasi, jika produk yang didistribusikan tidak aman. Vaksin Covid-19 sendiri, sudah mengantongi emergency use of Authorization (EUA) dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Meski demikian, sebagai bentuk upaya antisipasi adanya KIPI, pemerintah telah membuat skema alur kegiatan pelaporan dan pelacakan KIPI. Dengan menetapkan kontak person, dari setiap fasilitas kesehatan sebagai pusat informasi, bagi para penerima vaksin. Jika terdapat kejadian, fasilitas kesehatan akan segera menindaklanjuti. Dengan melakukan penanganan untuk yang bersifat ringan hingga sedang.
Untuk kejadian yang bersifat serius, jelas Prof Wiku, akan dilaporkan berjenjang keatas. Kepada instansi kesehatan pada wilayah administratif diatasnya. Serta dilaporkan kepada Komite Ahli Indonesia. Yang terdiri dari pokja atau lomda atau Komnas PP KIPI.
‘’Masyarakat juga dapat melihat format investigasi serta panduan penggunaan web keamanan dan vaksin di lampiran juknis Covid-19,’’ Wiku menambahkan pada kesempatan menjawab pertanyaan media.
Sementara itu, perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, sejalan dengan perkembangan pandemi Covid-19 di tingkat global atau tingkat dunia.
Kasus positif Covid-19 tingkat dunia, menurun sebesar 17 persen pada minggu lalu. Dibarengi penurunan kematian sebesar 10 persen.
‘’Ini sejalan dengan perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia pada beberapa minggu terakhir,’’ jelasnya.
Perkembangan di Indonesia dalam beberapa minggu terakhir, juga menunjukkan penurunan kasus positif. Juga penurunan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19.
Hal itu terjadi, karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tingkat kabupaten/kota Pulau Jawa – Bali dalam 4 minggu terakhir, serta dilanjutkan PPKM tingkat desa dan kelurahan (mikro).
Diharapkan kebijakan tersebut, dapat berdampak positif pada perkembangan penanganan Covid-19. Karena jika perkembangan kasus di tingkat global dan di Indonesia terus secara konsisten mengalami penurunan, penanganan Covid-19 di Indonesia akan berhasil. Dengan tidak adanya penambahan kasus sama sekali.
‘’Hal ini membutuhkan kerjasama yang baik dari masyarakat. Terutama dalam mematuhi Protokol Kesehatan secara disiplin. Serta komitmen pemerintah dalam berupaya meningkatkan kualitas testing, tracing dan treatment,’’ pesan Wiku. (rdt)