Malang – Saat pandemi covid-19, kita harus tetap mengikuti pasar bisnis. Karena mau tidak mau, akan selalu mengalami perubahan. Ini dikatakan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.
“Dengan adanya pandemi, maka semua kegiatan lebih banyak dilakukan via daring. Masalah keefektifan kondisi daring itu, bukan menjadi sebuah masalah. Akan tetapi itu merupakan suatu tantangan,” tandas Ganjar.
Ini disampaikan saat hadir dalam Zoom Meeting Peringatan Dies Natalis ke-50 Universitas Widyagama Malang, kemarin. Webinar Nasional digagas Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi. Bisa juga disaksikan di Youtube di channel FEB UWG Malang.
Agenda ini pun dilakukan daring akibat pandemi. Peserta sangat antusias, terdaftar 3000 orang dari berbagai daerah semisal Aceh, Maluku, Kalimantan dan lainnya. Temanya, Regional Economic Outlook For 2021.
Sesuai tema dan situasi pandemi, peranan pemerintah dalam pemulihan ekonomi sangat ditunggu. Kebijakan-kebijakan strategis tahun 2021 sangat diperlukan. Maka narasumber webinar adalah akademisi yang pakar di bidangnya.
Antara lain, Prof Ahmad Erani Yustika SE M.Sc PhD (Dosen Ilmu Ekonomi FEB UB), Dr Azka Subhan Aminurridho (Kepala Bank Indonesia Perwakilan Malang), Mayor Arh H Yoyok Riyo Sudibyo (pengusaha) dan H Ganjar Pranowo SH MIP (Gubernur Jawa Tengah).
Rektor UWG, Dr Agus Tugas Sudjianto ST MT saat membuka acara menyampaikan, pentingnya mengikuti webinar nasional ini. Pertama, jelas untuk menambah pengetahuan. Kedua, menambah relasi.
Ahmad Erani menyampaikan materi pembangunan ekonomi daerah. “Tantangan utama pembangunan ekonomi nasional saat ini adalah mengatasi pandemi melalui penguatan kinerja perekonomian daerah,” tandasnya.
“Pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan meningkat tahun 2021. Syaratnya, vaksinasi dan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan dan didukung oleh lima strategi kebijakan,” ujar Azka Subhan.
Lima strategi itu, antara lain: Pembukaan sektor produktif dan aman; Percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran); Peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran; Stimulus moneter dan kebijakan makro prodensial; Digitaliasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.
Kinerja ekonomi yang menurun tajam, diantaranya: konsumsi terganggu, investasi terhambat, ekspor-impor melemah.
Untuk mengatasi hal tersebut, peran BI adalah, mendukung Malang Raya, Pasuruan dan Probolinggo ke arah keseimbangan normal (mendorong pertumbuhan ekonomi dengan inflasi yang rendah).
Melalui investasi masuk melalui kerjasama dengan berbagai institusi, penguatan TPID dan perdagangan antar daerah serta pengembangan klaster komoditas strategis.
“Sebelum pandemi, memang sudah ada perubahan arus ekonomi yang besar di dunia. Apalagi ekonomi yang memanfaatkan teknologi sedang gencar-gencarnya. Sebagai contoh banyak bermunculan e-commerce. Seperti, Shopee, Lazada, Blibli dan lainnya. Semua aspek kehidupan saat ini dipermudah dengan teknologi,” tutur Yoyok Riyo.
Harapan dari webinar ini, dapat memberikan manfaat bagi seluruh peserta. Terutama dalam perkembangan ekonomi di Indonesia.
Situasi terdampak pandemi yang masih belum tahu kapan berkahir ini, menuntut para pelaku bisnis dan ekonomi memutar otak untuk bertahan. (jan)