Batu – Para pelaku usaha di Kota Batu mengaku kembang kempis selama ada Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), baik jilid I dan II yang berlangsung sejak 11 Januari hingga 8 Februari 2021. Terutama bagi pelaku usaha kecil, seperti pedagang kaki lima (PKL) yang hanya buka pada malam hari saja.
Ketua Paguyuban PKL Kota Batu, Puspita Herdyasari mengungkapkan, dengan adanya penerapan PPKM I dan II benar-benar membuat pedagang menjadi berat penjualannya. Karena itu, jangan sampai ditambah lagi.
“Sepanjang penerapan PPKM ini omset saya turun hingga 80 persen. Ini menurun drastis.. tis.. tis,” katanya kepada Di’s Way Malang Post.
Menurut Puspita, selama PPKM ini para pedagang bisa dibilang hidupnya hanya saat malam minggu saja. Ia juga mengungkapkan jika selama PPKM ini jualan hanya seperti mainan. Namun ketika tidak berjualan juga tidak ada pemasukan sama sekali.
“Ketika berjualan juga masih kalah dengan biaya operasionalnya. Ditambah lagi cuaca sedang ekstrem-ekstremnya,” ujarnya.
Jika melihat hal seperti itu, lanjutnya, kasihan nasib para PKL. Malahan mereka banyak yang memilih tidak berjualan. Atau, bahkan hanya buka ketika hari Sabtu dan Minggu saja. Ia juga mengungkapkan, jika waktu terbaik untuk berdagang sebenarnya mulai pukul 19.00 WIB ke atas.
“Coba bayangkan, ketika sedang ramai-ramainya pembeli sudah harus tutup. Maka dari itu, jangan ada lagi perpanjangan PPKM hingga berjilid-jilid. Kapan ekonomi kami akan pulih,” tandasnya.(ano/ekn)