Jakarta – Ahli biologi molekuler, Ahmad Rusdan Handoyo menyatakan, antibodi tidak langsung muncul, ketika seseorang menerima vaksin Covid-19. Dia mengatakan, antibodi pada umumnya muncul paling cepat dua minggu setelah suntikan.
‘’Rata-rata antara dua sampai tiga minggu,’’ ujar Ahmad seperti dilansir CNNIndonesia.com, kemarin.
Ahmad menuturkan, cepat atau lamanya tubuh menghasilkan antibodi, tergantung dari status imunitas seseorang. Semakin rendahnya imunitas, semakin lama antibodi terbentuk dan sebaliknya.
Tetapi Epidemiolog Universitas Griffith, Dicky Budiman mengatakan, antibodi bisa terbentuk dalam tujuh hari. Setelah seseorang menerima vaksin. Namun, antibodi tersebut terbilang belum optimal untuk menangkal penyakit.
‘’Mencapai puncaknya itu dua minggu setelah suntikan kedua. Jadi secara umum dari suntikan pertama itu, butuh waktu kurang lebih empat mingguan, dengan suntikan kedua diberikan dua minggu setelah suntikan pertama,’’ ujar Dicky.
Terkait hal itu, Dicky mengingatkan, seseorang masih berpotensi tertular Covid-19, ketika antibodi belum benar-benar terbentuk, setelah menerima vaksin. Selain itu, dia mengatakan pencegahan harus dilakukan ketika seseorang sudah menerima dosis kedua.
Adapun faktor yang mempengaruhi munculnya antibodi, sangat beragam. Salah satunya usia. Umumnya, orang yang berusia muda, lebih cepat menciptakan antibodi. Kemudian, kondisi gizi hingga penyakit yang diderita seseorang ketika menerima vaksin, juga mempengaruhi produksi antibodi.
Untuk mereka yang memiliki riwayat penyakit HIV misalnya, dia menyarankan untuk dilakukan pemantauan dan konfirmasi laboratorium, guna mengetahui efektifitas vaksin dalam memicu antibodi.
Dicky menambahkan, vaksin Covid-19 harus diberikan sesuai dengan anjuran. Yakni dua dosis untuk setiap orang. Dia khawatir seseorang tidak dapat menangkal Covid-19 jika hanya sekali divaksin.
‘’Jadi sangat disarankan dilakukan penyuntikan dua kali. Ada memang vaksin cuma sekali, tapi untuk Siovac di Indonesia dua kali suntikan,’’ ujarnya.
Direktur Vaksin Imunisasi dan Biologi WHO, Katherine O’Brien mengatakan, vaksin Covid-19 yang ada saat ini tersedia dalam dua dosis. Berdasarkan riset, antibodi muncul sekitar dua minggu setelah seseorang menerima dosis pertama.
‘’Dosis kedua yang kemudian meningkatkan respons kekebalan itu dan kami melihat kekebalan menjadi lebih kuat setelah dosis kedua itu,’’ ujar O’Brien dalam video di akun Twitter Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Meski demikian, O’Brien mengaku WHO belum mengetahui secara pasti berapa lama imunitas yang dihasilkan dari vaksin bisa bertahan. Saat ini, WHO diklaim sedang memantau orang-orang yang telah menerima vaksin untuk mengetahui hal tersebut.
‘’Jadi kita benar-benar harus menunggu beberapa saat untuk melihat berapa lama vaksin ini bertahan,’’ ujarnya. (rdt)