Batu – Walikota Batu, Dewanti Rumpoko bersama Forkopimda meninjau daerah rawan longsor di RT 02 RW 10, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji. Setidaknya terdapat 11 KK dengan jumlah sebanyak 56 orang.
Sebelumnya, di daerah itu terdengar bunyi sirine Early Warning System (EWS). Tak tanggung-tanggung, 17 kali melengking akibat pergeseran tanah. Sehari berselang, Selasa (2/2) pukul 20.00. Longsor pun terjadi. Menimbun kamar rumah seorang warga.
Untungnya, setengah jam sebelumnya, BPBD Kota Batu selesai mengevakuasi seluruh warga yang tinggal di lereng itu. Sehingga tak ada korban jiwa.
“Langkah pertama sudah kami lakukan. Menyelamatkan warga yang tinggal di lereng itu. Saat ini sudah tidak ada yang tinggal di sana. Sudah relokasi sementara,” tutur Dewanti, Rabu (3/1).
Selanjutnya, relokasi pertama dilakukan Selasa (2/2) malam. Empat KK direlokasi ke rumah tetangga yang lebih aman. Serta dua KK di TPQ dan sisanya di rumah sanak saudara.
“Untuk langkah selanjutnya, kami akan merelokasi untuk pindah di tempat lain. Yang lebih aman. Karena akan digunakan secara permanen. Namun untuk saat ini kami masih mencari tempat yang cocok,” terang Dewanti.
Untuk diketahui, sebelumnya di Dusun Brau telah ada rencana pembangunan kandang komunal. Tepatnya berada di tempat yang sekarang dijadikan tempat pengungsian. Namun, berdasarkan rencana sementara, pembangunan kandang komunal ini tempatnya akan ditukar.
Warga yang tinggal di perengan direlokasi ke tempat yang rencananya akan dibangun kandang komunal. Sedangkan kandang komunal di bangun di tempat yang saat ini menjadi pemukiman warga.
“Karena tanah yang akan dijadikan kandang komunal itu milik pribadi. Maka harus melalui proses negosiasi terlebih dahulu,” jelasnya.
Seperti yang diterangkan Dewanti, berdasarkan kajian BPBD, DPUPR, DPKPP dan Dinsos Kota Batu. Tanah yang saat ini digunakan untuk pemukiman warga itu, sudah tak layak untuk ditinggali. Karena tanah yang ada di lokasi itu merupakan kawasan tanah bergerak.
“Maka dari itu, harus segera dilakukan relokasi secara permanen secepatnya. Kalau keinginan saya ya besok. Tapi kan nggak bisa seperti itu. Karena harus penyiapan lahan dan persiapan-persiapan lainnya,” ujar Dewanti.
Terpenting, warga sudah setuju untuk relokasi. Itu karena kondisi saat tinggal di lokasi, meresa selalu was-was. Tak bisa tidur nyenyak. Karena khawatir terjadinya longsor. Dia juga mengungkapkan, bahwa anggaran relokasi telah tersedia. Akan dibangun permanen. Hanya saja lokasinya yang masih belum ditentukan.
“Untuk warga sendiri sudah setuju dilakukan relokasi. Namun mereka minta lokasinya tetap di Dusun Brau. Namun jika tidak ada, ya terpaksa di luar Dusun Brau,” tutupnya. (ano/jan)