
Batu – Dalam sehari, alarm Early Warning Sistem (EWS) berbunyi 17 kali. EWS berkali-kali melengking di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Dalam kurun waktu sore hingga malam hari.
Petugas BPBD Kota Batu bergerak. Sejumlah prosedur tindakan dilakukan. Kali pertama, melakukan evakuasi terhadap sejumlah warga. Terutama yang lokasi rumahnya berada di kawasan rawan longsor tersebut.
Lengkingan 17 kali itu, rinciannya: Siang hari berbunyi dua kali. Malam hari mulai pukul 18.00 hingga 20.00, berbunyi 15 kali. Saat itu juga petugas BPBD terjun ke lokasi. Melakukan pemantauan langsung di lokasi. Mulai pukul 20.00 hingga 22.00. Dalam kurun waktu melakukan pemantauan itu, EWS tak berbunyi kembali.
Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengungkapkan. Terdapat sekitar 11-15 KK yang dievakuasi ke tempat lebih aman. Meski begitu, untuk kepastian detailnya masih akan dilakukan kajian kembali hari ini.
“Benar, ada sekitar 11 hingga 15 KK yang akan kami evakuasi. Ini dikarenakan, alarm EWS yang terus berbunyi dari sore hingga malam hari,” kata Agung kepada Di’s Way Malang Post, Selasa (2/2).
Saat ini, timnya sudah melakukan kajian dan pemetaan lokasi rawan longsor. Selain itu, juga melakukan survey di lokasi. Sebagai persiapan evakuasi warga terdampak. Sedangkan untuk tenda, telah disiapkan untuk menampung para pengungsi. Tiap tenda bisa menampung tiga hingga lima orang.
Ia ungkapkan, jika kemarin malam pihaknya tak bisa langsung melakukan pemetaan. Karena kondisinya sangat tidak memungkinkan. Meski begitu, saat ini pihaknya telah melakukan survey lokasi.
Selain itu, juga mengimbau bagi warga Kota Batu. Agar senantiasa tetap waspada. Terutama untuk warga yang tinggal di daerah perbukitan ataupun kaki pegunungan.
“Terutama ketika hujan datang. Karena potensi terbesar terjadinya tanah longsor saat hujan,” ungkapnya. Ia juga berpesan, untuk daerah yang telah terpasang alarm EWS. Agar bisa senantiasa memantau melalui alat tersebut.
Untuk diketahui, sepanjang bulan Januari 2021 di Kota Batu sudah terjadi puluhan bencana. Bahkan totalnya lebih dari 40 kejadian. Didominasi tanah longsor. Itu karena letak topografi Kota Batu didominasi perbukitan.
Beberapa waktu lalu, Walikota Batu, Dewanti Rumpoko juga meninjau lokasi tersebut. Dia arahkan, untuk keamanan jangka pendek, agar melakukan penanaman vetiver (akar wangi). Atau penanaman apapun, yang bisa digunakan menahan laju tanah.
“Jangka panjangnya, kami akan melakukan relokasi. Namun untuk melakukan relokasi ini ‘kan tidak mudah. Salah satunya adalah persetujuan dari warga yang menempati rumah tersebut. Setuju dilakukan relokasi atau tidak. Selanjutnya kami juga harus mencari lokasi yang aman untuk dilakukan pemindahan rumah warga,” kata Dewanti.
Ketika disinggung mengenai relokasi itu akan dilakukan kapan?. Dewanti mengatakan, kalau bisa lebih cepat, lebih baik. Maka dari itu pihaknya akan melakukan pendekatan kepada para warga. Agar mau dilakukan relokasi. (ano/jan)