Malang – Tingkat inflasi mount to mount (M to M) pada tahun 2020 di bulan Januari sebesar 0,41 persen. Pada awal tahun 2021 ini, Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,06 persen.Kenaikan harga beberapa bahan pokok dipasar seperti cabai rawit, tempe, dan tahu mentah, menjadi komoditas utama penyumbang inflasi terbesar.
Andil komoditas penyumbang inflasi di Kota Malang, diantaranya cabe rawit mengalami kenaikan harga sebesar 58,90 persen atau andil 0,14 persen, tempe 6,54 persen dengan andil 0,03 persen, dan tahu mentah 5,77 persen dengan andil 0,03 persen.
“Kenaikan harga cabe rawit merupakan dinamika musiman antara supply and demand.Persediaan terbatas dan peminatnya relatif banyak, ditambah dengan musim hujan yang membuat pasokan dari pertani sedikit terhambat,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Sunaryo.
Inflasi Kota Malang pada bulan Januari 2021, menurut kelompok pengeluaran yaitu, kesehatan sebesar 0,40 persen, dengan komoditas obat gosok, vitamin dan obat batuk.Kemudian kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,35 persen dengan komoditas cabai rawit, tempe, tahu mentah, dan buah jeruk. Berikutnya kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,32 persen dengan komoditas penyumbang inflasi berupa emas perhiasan dan lipstik.
Sunaryo menambahkan, bahwa tipisnya inflasi di tahun 2021 ini menyebabkan harga masih cukup stabil. Selain itu, faktor adanya kelompok yang mengalami deflasi turut berperan, seperti jasa angkutan udara yang mengalami penurunan harga sebesar 7,04 persen, kemudian telur ayam ras turun sebesar 10,72 persen, dan daging ayam ras sebesar 4,30 persen.
Selain itu inflasi sebesar 0,06 persen ini tidak terlalu mengkhawatirkan karena masih dinilai tipis, tidak sampai 1 persen. Untuk menuju ke pertumbuhan dinamika ekonomi perlu ada gairah dari pedagang. Seperti, jika barang langka pasti akan dinaikkan. Untuk inflasi yang dinilai stabil yaitu di bawah 4 persen dengan inflasi nasional tahunan sebesar 3,5 persen.
Untuk itu, demi menjaga inflasi agar tidak terus meningkat, BPS merekomendasikan kepada Pemkot Malang untuk menjaga ketersediaan barang pokok dan bisa dijangkau masyarakat.Termasuk dengan adanya musim hujan seperti ini, jalur distribusi barang juga perlu perhatian, karena Kota Malang masih minim dengan urban farming, sehingga mayoritas barang didatangkan dari daerah penyangga seperti beras dari Kabupaten Malang dan telur dari Blitar. (Zia/ekn)